Penjual Rujak Cingur Tak Ambil Pusing dengan Wabah PMK
Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak, seperti sapi. Nyatanya tak memengaruhi penjualan rujak cingur yang notabene menggunakan cingur atau bagian hidung sapi.
Hariyati, salah satu penjual rujak cingur di kawasan Taman Prestasi Surabaya mengungkapkan, wabah PMK tak berdampak pada penjualan rujak cingurnya.
"Ndak sih, ndak ada dampaknya. Masih banyak yang beli seperti biasa, yang pesen juga masih banyak," kata Hariyati, Rabu, 11 Mei 2022.
Perempuan 50 tahun yang setiap harinya menghabiskan satu sampai dua kilogram cingur sapi untuk dagangannya. "Setiap hari satu sampai dua kilogram cingur habis buat rujak," imbuhnya.
Saat ditanya mengenai wabah penyakit PMK pada hewan ternak seperti sapi, dirinya tak ambil pusing akan hal tersebut. Karena menurutnya cingur yang jual di pasar berasal dari sapi yang sehat.
"Kalau ndak sehat biasanya ndak jual sama pedagang pasar. Jadi Insya Allah cingurnya dari sapi yang sehat," katanya.
Sejauh ini, menurutnya juga belum ada kelangkaan cingur sapi di pasar. Ia masih bisa mendapatkan dengan mudah.
"Beli di langganan, belinya gak sulit cuma harganya yang masih mahal," ujarnya.
Selain Hariyati, penjual pentol di kawasan Walikota Mustajab Purnomosidi juga mengungkapkan, wabah PMK juga tak berpengaruh pada penjualan pentolnya.
"Saya pakai daging sapi sama ayam campuran. Penjualannya tetap seperti biasa, tidak sepi juga," kata Mas Pur, biasa ia disapa.
Menurutnya, para pelanggannya juga tak ada yang berkurang karena takut akan wabah PMK pada hewan ternak.
"Ndak ada yang takut wabah PMK, yang mau beli ya beli, yang tidak ya tidak," imbuhnya.