Penjual Pasar Keluhkan Penurunan Omzet Akibat Social Distancing
Kebijakan untuk melakukan social distancing untuk menekan penyebaran virus corona mempunyai omzet penjualan pedagang menurun. Penurunan ini bahkan menjadi 20 persen.
Salah satu pedagang di pasar gotong royong mengaku omzetnya menjadi 20 persennya saja dari hari normal sebelum wabah corona. Penurunan ini terjadi sejak awal pertengahan Maret. Khususnya ketika banyak sekolah diliburkan.
“Ini gimana yang beli nggak ada. Ada corona sejak 16 Maret pelanggan pada libur, omzet saya turun," keluh Aminah, salah satu pedagang sembako di pasar Gotong Royong pada Jumat 3 April 2020.
Jika normal dalam sehari dia bisa menghabiskan 50 kilogram telur, sekarang 10 kilogram pun tak habis. Pelanggannya pun berkurang hingga seperempat persen. Mayoritas pelanggan setianya warung penjual makanan.
Senada dengannya Sipah, penjual sembako di pasar Wonokromo juga mengeluhkan hal yang sama. Pembeli setianya berkurang hingga 75 persen. Penurunan ini terjadi sejak 24 Maret 2020. Jika dulunya sehari dia bisa menghasilkan Rp 20 juta, sekarang omzetnya Rp 3.5 juta. Pelanggan utamanya banyak yang libur, seperti penjual soto di Darmo Trade Center, Kodam dan Bungurasih.
Berbeda dengan Sipah dan Aminah, Endang penjual sembako yang lain menceritakan penurunan omzetnya hanya sekitar 25 persen. Penurunan ini menurutnya tidak terlalu berpengaruh.
“Sejak corona penurunan pembeli pasti ada, tapi cuma 25 persen. Itu nggak terlalu ngaruh kok, menurut saya masih normal dan biasa saja” katanya.
Senada dengan Endang, Rindi penjual sembako yang lainnya pun mengakui hal yang sama. Menurutnya walaupun pembeli menurun, namun omzet masih wajar.
Advertisement