Penjual Angkringan Tulis Surat Terbuka Soal BPJS dan Listrik
Kusnan Hadi, pedagang angkringan di Jalan Jembatan Merah Surabaya, menuliskan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Surat tersebut diunggahnya melalui akun Facebook pribadinya pada Selasa, 31 Maret 2020.
Surat terbuka merupakan tanggapan atas pengumuman presiden terkait darurat kesehatan wabah corona atau Covid-19. Presiden menyinggung soal 'diskon' biaya pembayaran listrik.
Presiden Jokowi mengumumkan adanya pemangkasan tarif pembayaran listrik. Untuk daya 450 Watt akan digratiskan, sedangkan daya listrik 900 Watt dipotong 50 persen. Pengumuman tersebut disampaikannya saat pers video conference, pada Selasa, 31 Maret 2020.
Menanggapi hal tersebut, Kusnan ingin menanyakan pemotongan harga token listrik. “Presiden bilang mau nurunin harga listrik. Yang daya 450 digratiskan, yang 900 dipotong 50 persen. Tapi saya beli token harganya masih tetap, saya ingin menanyakan itu,” kata Kusnan Hadi, Rabu 1 April 2020.
Harga token masih normal, belum ada pengurangan. Kusnan menyebut token Rp 100.000 harganya Rp 102.500. Dia pun menanyakan, apakah pengumuman yang disampaikan presiden tak berlaku bagi pelanggan listrik token.
Kusnan Hadi membeberkan bahwa pengguna daya 900 Watt, mayoritas membayar melalui token. Bukan dicatat petugas PLN (Perusahaan Listrik Negara). Harapannya, ada pemangkasan harga token.
“Di kampung saya sebagian besar pakai token. Ini kalau tokennya ada pemotongan harga kan ada keringanan untuk warga. Biasanya sebulan bisa habis Rp 400.000 tergantung pemakaian. Kalau dikurangi kan enak, warga terbantu,” katanya.
Di sisi lain, Kusnan Hadi juga menanyakan akan praktik BPJS yang dinilai melanggar putusan MA (Mahkamah Agung). BPJS berdalih menunggu surat turunan dari MA. Menurut pria yang memenangkan judicial review kenaikan BPJS ini, rakyat dibohongi dan dipermainkan.
“Ini di tengah masyarakat yang resah kok ya masih dibohongi. Katanya nunggu surat salinan dari MA, ini sudah satu bulan lho sesudah sidang. Apa susahnya sih ngasih salinan surat. Presiden pun mengaminkan dan tidak mengajukan banding,” tegasnya.
Kusnan Hadi mengklaim sudah mengirim pesan WhatsApp pada Direktur BPJS Surabaya pada 31 Maret 2020. Sayangnya, belum ada respon.
Pria yang pernah menulis surat terbuka kritisi donasi minimarket itu, memilih curhat di Facebook agar pesannya segera bisa sampai ke presiden. Di sisi lain, dalam aksinya ini, Kusnan Hadi didukung pengacara M. Sholeh. Selain itu, ada juga dukungan dari 15 orang pengguna BPJS kelas 1.
“Saya bagi lewat Facebook agar masyarakat tahu dan mendukung. Facebook jaringannya lebih luas. Desakan sosial media lebih kuat dan saya harap segara bisa sampai ke presiden,” tutupnya.