Penjelasan Sriwijaya Air Alihkan Penumpang NAM Air ke SJY-182
Tragedi pesawat Sriwijaya Air menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Beberapa dari mereka mengeluhkan adanya pengalihan pesawat. Menurut keterangan beberapa anggota keluarga, para korban seharusnya menaiki maskapai NAM Air rute Jakarta-Pontianak, tapi dialihkan menggunakan Sriwijaya Air penerbangan SJY-182, pada Sabtu 9 Januari 2021.
Menggapi keluhan keluarga korban, Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Theodora Erika, mengatakan pengalihan maskapai itu dikarenakan maskapai sebelumnya tidak beroperasi. "Kalaupun dipindah karena NAM tidak operate," kata Theodora, Senin 11 Januari 2021.
Dilihat dari situs NAM Air, maskapai NAM Air merupakan bagian dari Sriwijaya Air Group. NAM Air resmi diperkenalkan kepada publik pada 26 September 2013.
Profil NAM Air dari Sriwijaya Air Group
NAM Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang didirikan pada tahun 2013. Maskapai penerbangan ini adalah anak perusahaan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan ini merupakan maskapai pengumpan di kelas medium dengan mengoperasikan pesawat Boeing 737-500 Winglet dengan konfigurasi 120 kursi (8 kelas bisnis dan 112 kelas ekonomi) dan pesawat ATR 72-600 dengan 72 kursi kelas ekonomi.
Bersamaan dengan peluncuran NAM Air pada 26 September 2013, Maskapai Induknya yaitu Sriwijaya Air mengumumkan akan membeli 100 unit pesawat Regio prop R-80 untuk armada masa depannya dengan 50 merupakan pesanan perusahaan dan 50 adalah opsi.
Dikutip dari Wikipedia, NAM Air diproyeksikan sebagai Full Service Carrier dari Sriwijaya Air yang ditujukan untuk menyaingi Garuda Indonesia dan Batik Air. Dalam perkembangan selanjutnya, NAM Air akhirnya ditujukan sebagai Feeder(pengumpan) bagi Sriwijaya Air dengan rencana Sriwijaya Air akan melayani rute utama,sementara NAM Air akan melayani rute lanjutan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lion Air dengan Wings Air dan Garuda Indonesia dengan Merpati di era 80-90an.
Pada 26 September 2013, NAM Air resmi diperkenalkan ke publik dan direncanakan penerbangan perdananya dilakukan pada bulan Oktober 2013. Penerbangan perdana ini terus tertunda dikarenakan belum kunjung mendapatkan AOC dari Kementrian Perhubungan. Hingga pada 29 November 2013, maskapai ini akhirnya mendapatkan AOC, kemudian melaksanakan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada 11 Desember 2013.
Penerbangan perdana ini kemudian disusul oleh Penerbangan Komersial Berjadwal Pertama pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta menuju Pontianak dan Pontianak menuju Jogjakarta.
Asal usul nama NAM Air seperti yang diutarakan oleh CEO Sriwijaya Air Chandra Lie adalah berasal dari Nama Ayahanda dari Chandra Lie, dan penggunaan nama tersebut didedikasikan sebagai penghargaan terhadap jasa Ayahandanya yang bernama Lo Kui Nam. Sebelumnya penggunaan kata "NAM" sebagai singkatan juga telah digunakan di group Sriwijaya Air lainnya, yaitu National Aviation Management (Sekolah penerbangan), National Aircrew Management (Pusat pelatihan awak kabin), National Aircraft Maintenance (Perawatan Pesawat Terbang) dan Nusantara Aksara Mandiri (In-flight Magazine).
Sementara untuk makna livery yang digunakan adalah selain sama dengan makna livery Sriwijaya Air, juga menandakan keberanian, kejujuran, dan simbolisasi keberadaan NAM Air yang selalu mengudara di angkasa