Penipu Berkedok ‘Biro Jodoh’ Ditangkap Polisi di Probolinggo
Modus operandi penipuan sangat beragam termasuk dengan cara menawari korbannya dengan calon istri cantik jelita. Aksi ini dilancarkan Aliya, 28 tahun, warga Desa/Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo yang berkedok sebagai “biro jodoh”.
Diduga menipu Abdurrahman, 29 tahun, juga warga Krejengan, perempuan itu ditangkap polisi. “Pelaku kami tangkap setelah ada laporan korbannya ditipu sebesar Rp 120 juta dengan kedok makelar jodoh,” ujar Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso, Rabu, 23 Oktober 2019.
AKP Rizki menambahkan, Aliya diamankan di rumahnya Desa Krejengan untuk kemudian ditahan di Mapolres Probolinggo, Rabu siang sekitar pukul 12.00. Penahanan itu untuk memudahkan pengungkapan kasus biro jodoh abal-abal itu.
Informasi yang diperoleh, awalnya Aliya mendatangi Abdurrahman yang baru pulang dari pulang dari Makkah, Arab Saudi, Oktober 2018 lalu. Kebetulan Abdurrahman yang masih kuliah di sebuah universitas di Makkah itu masih membujang di usia 29 tahun.
“Pelaku datang menemui orangtua Abdurrahman dengan maksud menawari jodoh,” ujar AKP Rizki. Bahkan untuk meyakinkan orangtua Abdurrahman, Yulia menunjukkan foto seorang perempuan cantik.
Yulia pun membumbui ceritanya sehingga semakin sedap. Dikatakan perempuan cantik seperti pada foto itu merupakan putri seorang pengasuh pesantren di Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Setelah orangtua Abdurrahman “termehek-mehek” menyaksikan kecantikan perempuan itu plus dibumbui sebagai putri pengasuh pesantren, Yulia melancarkan jurusnya. Ujung-ujungnya, Yulia meminta sejumlah uang untuk ongkos “wira-wiri” (transportasi).
Abdurrahman pun membenarkan dirinya memang menyetujui perjodohan itu, apalagi didukung kedua orangtuanya. Abdurrahman mengaku, beberapa kali mengirimkan uang yang diminta Yulia.
Abdurrahman yang penasaran ingin bertemu dengan calon istri dan calon mertuanya, menyampaikan keinginan tersebut melalui Yulia. “Ternyata Yulia selalu ada saja alasannya, mulai calon saya sedang sakit, dan alasan lain,” ujarnya.
Bahkan pernah keluarga Abdurrahman menyiapkan kue-kue untuk melamar calonya tetapi gagal. Yulia mengatakan, perempuan idaman itu bersama orangtuanya sedang keluar kota.
Meski berkali-kali gagal, Abdurrahman mengaku, belum putus asa. Ia juga selalu mengirimkan uang yang diminta Yulia. “Karena berkali-kali tansfer uang ke rekening Yulia, uang saya di bank ludes,” katanya.
Disinggung berapa yang yang telah dikirimkan ke perempuan idaman melalui Yulia, Abdurrahman memperkirakan sekitar Rp 110 juta sesuai bukti transfer di rekening bank. “Pernah saya terpaksa utang karena ada informasi calon istri saya butuh uang untuk kebutuhan di pondoknya,” katanya.
Abdurrahman yang mulai mencium gelagat tidak beres, akhirnya berusaha mendatangi pesantren yang disebutkan Yulia. “Ternyata pengasuh pesantren mengaku tidak punya putri seperti foto yang ditunjukkan Yulia. Akhirnya saya menyadari telah tertipu,” katanya.
Yang lebih mengejutkan, ternyata foto perempuan idaman itu diambil dari sebuah akun Facebook. Abdurrahman akhirnya melaporkan kasus “biro jodoh” palsu itu ke Polres Probolinggo.