Peningkatan Literasi Solusi Agar Tragedi Kanjuruhan Tak Terulang
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi catatan kelam bagi sepak bola Indonesia. Supaya kejadian tersebut tak terulang kembali, psikolog Afif Kurniawan MPsi mengatakan peningkatan literasi pada suporter bola bisa menjadi solusinya.
"Kejadian ini memberikan pukulan telak dan menjadi catatan hitam dalam industri olahraga, tidak terkecuali bagi kita praktisi yang terlibat dalam industri olahraga itu sendiri,” kata staf pelatih bidang pengembangan psikologi atlet Persebaya pada 2017 hingga 2020 itu.
Peningkatan literasi turut menjadi solusi yang disoroti oleh Afif. Peningkatan literasi tidak hanya diberikan kepada suporter, tapi secara menyeluruh baik penyelenggara, pengamanan, dan seluruh bagian yang memiliki peran.
“Di sisi pengelola bisnis olahraga, literasi tentang standar keselamatan penonton harus ditingkatkan. Apakah sudah disiapkan untuk rencana evakuasinya,” jelas Psikolog jebolan Universitas Airlangga (Unair) tersebut.
Peningkatan literasi bagi suporter dapat berupa aturan tentang batasan usia yang dapat masuk tribun hingga barang bawaan apa saja yang boleh dibawa masuk.
Ia menambahkan, tak hanya edukasi untuk suporter, tapi juga diadakan simulasi jika terjadi kekacauan atau bencana alam di dalam stadion.
Afif menjelaskan bahwa peristiwa itu menjadi titik balik bagi semua pihak yang terkait dalam industri olahraga, utamanya sepak bolam, untuk berbenah diri agar menjadi lebih baik lagi.
“Saya pikir ini adalah waktu yang tepat untuk seluruh stakeholder untuk membuat satu panduan yang jelas untuk diterapkan, sehingga nanti edukasi bisa mengikuti,” jelasnya.
Ia berharap, ketika peningkatan literasi telah berjalan dengan baik pada semua pihak terkait, tragedi di Kanjuruhan tidak akan terulang kembali.
“Suporter, penyelenggara, panitia, dan sumber daya lainnya harus ditingkatkan. Kemampuan literasi, wawasan terkait akan aturan yang berlaku dan sebagainya," tandasnya.
Advertisement