Pengusaha & Millenialisme Pemenang Pilpres 2019
‘Moneytalk-millenial’ adalah password (kata sandi) yang paling pas untuk digunakan sebagai kunci pembuka ‘portal Pilpres 2019’. Lho koq ‘Moneytalk-millenial’? Karena untuk pilpres kali ini, memang uang dan obsesi akan generasi millenial lah yang bicara dan menjadi segalanya. Lewat proses penentuan cawapres dan penetapan tim sukses yang disimak dan diikuti dengan intens oleh seluruh rakyat di negeri ini, kesan aroma ‘moneytalk ’ memang begitu terasa kuat mewarnai seluruh proses.
Menghangatnya pembicaraan mengenai ‘moneytalk dan millenial’ ini, berawal saat Sandiaga Uno yang secara mengejutkan terpilih menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Cuitan di twitter Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, sangat meyakini bahwa proses terpilihnya Sandiaga Uno sarat dengan permainan uang (baca: moneytalk). Walau sempat menjadi viral, cuitan ini menghilang begitu saja tanpa bukti secuil pun.
Sandi sebagai seorang pengusaha sukses sangat potensial untuk dijadikan jendela penyebaran ‘isu’ moneytalk ini. Memang cukup beralasan, bahwa dipilihnya Sandi pastilah tidak terlepas dari pertimbangan kemampuan finansial. Namun pertimbangan sangat berpotensi menggelembungkan simpati pemilih dari lapisan masyarakat generasi millennial, juga merupakan alasan yang dikategorikan sebagai pilihan amat strategis.
Hal yang sama terjadi saat Erick Tohir didaulat menjadi Ketua Tim Sukses kubu Jokowi-Ma’ruf. Strategi menampilkan Erick ini, tidak lepas dari realita bahwa ditunjuknya Ma’ruf Amin memang sempat membuat kaum millenial lesu darah. Celoteh mereka pun sangat berisik…"Nggak seru dan nggak nendang nih…tua, sarungan, dan intolerans (tokoh 212).. .nggak banget deh..” Reaksi mereka ini sepertinya yang dipakai Jokowi sebagai salah satu pertimbangan menunjuk Erick sebagai figur pengimbang.
Sangat berbeda dengan Pemilu-Pilpres 2014 dimana figur tokoh politik yang sudah cukup makan asam garamnya perpolitikan di tingkat nasional, Tjahyo Kumolo, yang dipercaya menjadi Ketua Tim Sukses. Isu Ketua Timses harus bonafid dan berkemampuan menyuplai logistik, plus disukai oleh generasi millenial, bukan menjadi faktor penentu. Kematangan pemahaman terhadap garis perjuangan dan ideologi partai --juga negara, merupakan hal pertama yang justru harus dikuasai oleh sorang Ketua Timses.
Di wilayah penetapan cawapres masa itu, munculnya nama Budiono dan Hatta Rajasa, jauh dari aroma moneytalk maupun isu primordialisme. Hanya kemampuan, pengetahuan, intelektualitas, pengalaman dan integritaslah yang menjadi ukuran. Bahwasanya para pengusaha berpartisipasi memberi sumbangan, merupakan hal biasa. Namun, mereka tetap berada di luar struktur, tidak ikut dalam kerja-kerja politik praktis.
Yang menarik, dalam perhelatan Pilpres 2019, justru para pengusaha dengan sadar, terencana, dan tertata, bergerak menguasai partai dengan menempatkan diri pada posisi-posisi strategis dalam kepengurusan partai. Karena mereka tahu benar, bahwa ‘moneytalk’ sudah kuat terbina menjadi budaya pengelolaan partai di ‘zaman now’ yang serba pragmatis dan ‘konkrit’ alias no money-no benefit, nodeal (Millenialisme-anak kandung Kapitalisme).
Sehubungan dengan judul tulisan.. ’Pengusaha… Pemenang Pemilu-Pilpres 2019’, mari perhatikan tiga nama pengusaha yang dengan cerdas berhasil menempatkan diri menjadi determinan faktor, kalah menangnya dua kubu yang tengah berhadapan dalam Pilpres 2019. Ketiga nama tersebut adalah; Sandiaga Uno, Cawapres kubu Prabowo; Wahyu Trenggono, Bendahara Timses Jokowi; dan Erick Tohir sebagai Ketua Timses Jokowi-Ma’ruf Amin.
Ketiga nama ini dalam dunia bisnis, merupakan tiga saudara se’ibu’ se’bapak’ yang saling mengait dan terkait baik langsung maupun tak langsung. Nama Sandi dan PT. Adaro salah satu perusahaan batubara terbesar di republik ini, tak mungkin dapat dipisahkan. Kakak Erick, Boy Tohir adalah bos dari perusahaan ini. Hubungan Erick dan Sandi relatif sangat akrab dan berada dalam satu ikatan batin maupun bisnis yang terjaga dengan baik. Di sisi lain, Wahyu Trenggono dan Sandi-Edwin Suryajaya adalah partner usaha dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, PT Tower Bersama.
Jadi, siapa pun nanti ke luar sebagai pemenang dalam Pilpres 2019, kemenangan adalah milik mereka; dari dan karena mereka. Dengan berbekal ‘money’ secukupnya dan baju kaum Millenial, merekalah yang dengan cerdas pasti ke luar sebagai juaranya!
Saya jadi ingat akan kata-kata Don Corleone, Godfather kelahiran Itali kepada para pemilik pabrik di Amerika…"Well Sir, youmay own it, but let me possess it..!’’ (Silahkan kalian yang memiliki, tapi biarkan saya yang menguasi..!)
Nah, bagaimana dengan para Ketua Umum dan petinggi partai maupun pemerintah di negeri ini? Akankah bernasib seperti para pemilik pabrik di Amerika sebagaimana gambaran dalam film The Godfather-nya Francis Coppola? Semoga saja tidak…amin!
*) Oleh Erros Djarot - Dikutip sepenuhnya dari laman watyutink.com