Pengusaha Keripik Tempe Sanan Harap Kedelai Tak Lagi Impor
Sejumlah pengusaha keripik tempe di Kampung Sanan, Kota Malang berharap pemerintah Republik Indonesia (RI) bisa mengatasi rendahnya jumlah produksi kedelai. Berdasarkan data yang dihimpun produksi kedelai Indonesia hanya 0,1 persen dari total produksi global.
Para pengusaha keripik tempe di Sanan, Kota Malang selama ini masih menggunakan kedelai impor dari Amerika Serikat sebagai negara penghasil kedelai terbesar kedua di dunia, sekitar 38,86 persen dari total produksi global.
Pengurus Paguyuban Kampung Tempe Sanan, Arif Sofyan Hadi, mengatakan, bahwa setiap hari para perajin tempe di kampung tersebut mengolah sekitar 20 hingga 40 ton kedelai per harinya.
“Kami selama ini bergantung ketersediaan dan harga kedelai. Karena kedelai kan impor semua. Padahal dulu masih ada kedelai lokal," ujarnya pada Minggu, 27 Agustus 2023.
Arif mengatakan ada sekitar 235 perajin tempe dan keripik tempe yang terdaftar di Paguyuban Kampung Sanan. Penjualan keripik tempe produksi kampung tersebut bahkan telah merambah ke pasar internasional.
"Kalau keripik punya saya terjauh sampai pasar Hongkong," katanya.
Pada momen kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 ini Arif mengatakan bahwa para perajin tempe dan pengusaha keripik tempe di Kampung Sanan bisa mandiri bahan baku yang sepenuhnya produksi lokal.
"Harapan kami mudah-mudahan UMKM di sini semakin maju dan tak kesulitan mencari bahan baku kedelai,” ujarnya.
Advertisement