Pengurusnya Tersangkut Terorisme, Anggota MUI Bocorkan Ini
Kalangan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat membenarkan Ahmad Zain An-Najah yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror adalah anggota Komisi Fatwa MUI.
Aktif di Tempat Lain
Meski namanya tercantum sebagai anggota Komisi Fatwa MUI dia tidak begitu dikenal karena jarang mengikuti kegiatan. Bahkan ketika MUI menggelar Ijtima Ulama yang bersangkutan tidak hadir.
"Selama saya berkecimpung di MUI Pusat saya tidak melihat Zain An Najah," ujar sebuah sumber di MUI yang minta tidak disebut identitasnya. Alasannya tidak berwenang bicara meski mengenal sosok Zain.
Ia menyebut Zain lebih sering mengikuti kegiatan Ustad Bachtiar Nasir di Tebet daripada di MUI.
Zain An Najah masuk di jajaran komisi fatwa mewakili Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) yang kantor pusatnya di Jl Kramat Raya Jakarta Pusat. Selain aktif di DDI Zain juga pernah mendirikan Forum Cendekiawan Muda Muslim Indonesia. Bahkan pernah menjadi dosen Universitas Ibnu Kaldum Bekasi.
Cum Laude
Ahmad Zain An-Najah yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri tersebut merupakan lulusan dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. lulus pada tahun 2007, berpredikat Cum Laude dengan judul disertasi Qadhi Husen dan pengaruhnya dalam bidang Fiqh di Fakultas Studi Islam.
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 16 Januari 1971 ini menikah pada tahun 2001. Dari pernikahannya ini, Ahmad Zain An-Najah dikaruniai 3 orang anak.
Mendalami ilmu dan pemahaman agama, Ahmad Zain An Najah sebelumnya juga telah menuntaskan pendidikannya S1-nya di Islamic University of Medina, Jurusan Syariah Islamiyah pada tahun 1982 hingga 1996.
Untuk memperdalam keilmuannya, Ahmad Zain An Najah lantas melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Al Azhar Cairo fakultas Studi Islam Jurusan Syari’ah pada tahun 1997 hingga 2001.
Buah karya penulisannya yaitu Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam, Banyak Jalan Menuju Syurga, Menang Tanpa Perang, Membuka Pintu Langit, Nasionalisme, Masuk Surga Bersama Keluarga dan Membangun Negara dengan Tauhid.
Itu yang saya ketahui tentang sosok Zain An Najah. Tentang kegiatannya di luar MUI, sampai ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror, saya tidak tahu," kata sumber ngopibareng.id. di MUI.
Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Andrean Husein, saat dikonfirmasi tidak mau menjawab. Sampai berita ini dilapOrkan, belum ada pernyataan resmi dari MUI terkait dengan penangkapan anggotanya oleh Densus 88 Anti Teror Polri.
Terduga Teroris
Diberitakan sebelumnya Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat pada Selasa 16 Novber 2021. Salah satunya adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut tiga orang itu adalah FO, ZA, dan AA. mereka masing-masing ialah Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah. Kemudian, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat.
Pengurus MUI pusat yang ditangkap Densus 88 Polri adalah Zain An-Najah. Polisi menyebut Zain merupakan anggota Dewan Syuro dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) dan juga Ketua Dewan Syariah Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).
"Yang bersangkutan keterlibatannya adalah sebagai Dewan Syuro Jamaah Islamiyah. Kemudian selain itu, yang bersangkutan ketua Dewan Syariah Lembaga Amal Zakat BM ABA," Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa 16 November 2021.
Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf selama ini menyebarkan ratusan kotak amal di Lampung guna menggalang dana untuk kegiatan terorisme. Selain itu, penggalangan dana juga dilakukan lewat perkebunan kurma.
Ramadhan lalu membeberkan peran terduga teroris lainnya yang baru saja ditangkap yakni Farid Ahmad Okbah. Dia merupakan anggota Dewan Syariah Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf.
Ramadhan mengatakan, FAO juga sempat memberikan bantuan dana kepada Kelompok Perisai Nusantara Esa, sayap organisasi Jamaah Islamiyah yang bergerak dalam bidang advokasi di tahun 2018.
"Kemudian dia ikut memberikan solusi kepada AS (Arif Siswanto)--yang telah ditangkap--terkait dengan pengamanan anggota JI pasca penangkapan PW (Aji Parawijayanto) dengan membuat wadah baru," ujarnya.
Ramadhan mengatakan, pembentukan wadah baru tersebut dilakukan FAO bersama dengan Ahmad Zain An Najah melalui Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI).
Terakhir, Ramadhan mengatakan, AA (Anung Al-Hamad) ditangkap oleh Densus 88/Antiteror Polri lantaran keterlibatannya sebagai anggota Pengawas Perisai Nusantara Esa pada tahun 2017.
Advertisement