Pengungsi Rohingya Terkatung-katung, UNHCR Didesak Atasi Masalah
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mendesak United Nations Hingh Commisioner for Refugees (UNHCR) secepatnya menyelesaikan para pengungsi yang sudah lama terkatung-katung di Indonesia.
Menurutnya, desakan UNHCR terhadap pemerintah Indonesia tidak perlu dilakukan serta terkesan pemerintah dan bangsa Indonesia tidak peduli kepada masalah kemanusian.
Seharusnya, lanjutnya, UNHCR menyelesaikan pengungsi Afghanistan di Indonesia.
“Ini mengesankan bahwa pemerintah dan bangsa Indonesia tidak peduli kepada masalah-masalah kemanusian. Yang justru harus dilakukan oleh UNHCR. Saat ini ialah segera menyelesaikan para pengungsi Afghanistan yang sudah lama terkatung-katung di Indonesia,”ujar Prof Sudarnoto, dalam keterangan Senin 3 Januari 2022.
Prof Sudarnoto mengungkapkan, masalah utama yang belum terselesaikan oleh UNHCR yakni membiarkan para pengungsi di Indonesia dalam ketidakpastian. Padahal, mereka memiliki hak hidup yang wajar dan hak dasar mereka harus segera dipenuhi.
“Dengan cara mengirimkan ke negara-negara pemberi suaka politik. Membiarkan para pengungsi berlama-lama dalam ketidakpastian, sama saja membiarkan hak-hak hidup dan martabat mereka terlanggar. Dan ini sama saja membunuh mereka secara perlahan-lahan; membunuh harapan dan masa depan mereka,” sambungnya.
UNHCR Dinilai Tak Serius
Baginya, selama UNHCR tidak menunjukkan keseriusannya dalam menyelesaikan soal pengungsi ini, maka akan datang gelombang pengungsi baru masuk ke perairan Indonesia termasuk Rohingya.
“Harusnya UNHCR jangan membebani pemerintah dan bangsa Indonesia dengan mendesak-desak agar pemerintah Indonesia segera menerima pengungsi Rohingya,”ungkapnya.
Menurutnya, sikap ini sangatlah tidak etis apalagi sangat jelas bahwa UNHCR telah membiarkan pengungsi Afghanistan di Indonesia dalam keadaan sengsara.
Prof Sudarnoto menuturkan, komitmen Indonesia terhadap kemanusian tidak perlu diragukan. Kata dia, selama ini telah ditunjukkan untuk menangani berbagai masalah kemanusian antara lain tragedi kemanusian yang menimpa bangsa dan rakyat Palestina akibat genosida Israel.
Dia menegaskan, pemerintah dan bangsa Indonesia akan memberikan bantuan melalui program kemanusian khususnya kepada para pengungsi.
“Baik pemerintah maupun kekuatan civil society termasuk ormas-ormas Islam, banyak lembaga filantropi dan para tokoh agama telah secara konkret memberikan perhatian kuat untuk program kemanusian ini. Hal yang sama juga ditunjukkan untuk para pengungsi Vietnam di Pulau Galang beberapa puluh tahun yang silam. Bahkan juga kepada pengungsi Afghanistan,” tuturnya.
Prof Sudarnoto menjelaskan, para pengungsi Afghanistan ini ditampung sementara di beberapa wilayah di Indonesia. Selama dalam masa penampungan, dia mengungkapkan, masyarakat Indonesia memperlakukan dengan baik dan memberikan bantuan untuk berbagai keperluan hidup sehari-hari.
“Meskipun demikian, UNHCR juga harus tunjukkan sikap yang bertanggung jawab dan profesional di mata bangsa Indonesia. Jangan lepas tangan, ini tidak etis membebani Indonesia,”kata dia.
Prof Sudarnoto mengatakan, UNHCR seharusnya berhasil meyakinkan negara-negara pemberi suaka politik agar segera membuka diri dan menerima para pengungsi. Menurutnya hal ini adalah langkag produktif dan bisa menjadi solusi bersama bagi UNHCR, Indonesia, dan negara pemberi suaka politik dan pengungsi.
“Kebuntuan selama ini ada di UNHCR dan ini harus segara dijebol. Karena itu perbincangan diplomatik harus segera dilakukan lebih intensif dan penuh kepastian sehingga dalam waktu dekat ada langkah-langkah konkret terukur untuk penyelesaian urusan pengungsi ini,” tuturnya.