Pengungsi Merawi Rayakan Lebaran dengan Kesederhanaan
Iligan: Warga Marawi rayakan Lebaran Idul Fitri dengan penuh kesederhanaan, tanpa rumah dan harta benda akibat bentrokan yang berkepanjangan antara militer dan militan Maute tetap merayakan momen lebarannya di tempat-tempat evakuasi di berbagai penjuru Mindanao.
Seperti Samira yang tinggal di sudut Kota Iligan, mereka merayan lebarannya tanpa ada yang spesial, disana hanya ada berbagi makanan untuk merayakan hari kemenangan ini. Yakni saling berbagi nasi, sarden, mie, dan ayam dengan para pengungsi lainnya.
"Yang penting kami punya makanan untuk dibagi, bisa pergi ke masjid, dan berdoa untuk bersyukur kepada Allah atas berkatnya," terangnya.
Samira mengatakan, perayaan sederhana ini juga merupakan bukti berkat Tuhan yang masih memberikan hidup di tengah situasi sulit.
Ketika para pengungsi di Iligan dapat leluasa merayakan Idulfitri, kerabat mereka yang ditampung di Linamon, Lanao del Sur, hanya dapat menikmati Lebaran dalam waktu singkat karena adanya jam malam dari militer. "Semua urusan disarankan untuk tutup pukul 17.30," ucap Randy Macapil kepada Inquirer.
Namun, para pengungsi di Linamon dianggap lebih beruntung ketimbang mereka yang masih terperangkap di medan pertempuran di Marawi.
Juru bicara Provinsi Lanao del Sur, Zia Alonto Adiong, mengatakan bahwa sekitar 1.000 orang di Marawi hanya dapat berbagi makanan seadanya di tengah puing bangunan yang hancur akibat bentrokan.
Pemerintah Filipina sendiri sudah mengumumkan gencatan senjata dari pukul 06.00 hingga 14.00 di hari Lebaran yang jatuh pada Minggu (25/6).
Gencatan senjata ini diumumkan setelah militer membombardir Maute selama semalam suntuk. Setidaknya ada dua pesawat yang diterjunkan untuk menjatuhkan bom-bom di sejumlah titik pertahanan Maute.
Berondongan senjata dan senapan otomatis juga menggema di berbagai penjuru kota, ketika kendaraan militer dan tentara membelah ruas-ruas jalan desa di Marawi.
Juru bicara tentara Filipina, Jo-ar Herrera, mengklaim bahwa militer sudah memukul mundur militan Maute dari sebagian besar wilayah Marawi. Kini, katanya, hanya tersisa 90 hingga 100 militan Maute yang masih bersembunyi di daerah Bangolo, Marinaut, Raya Madaya, dan Lilod. (trs)
Advertisement