Pengungsi di Daerah Rawan Erupsi Susulan Semeru akan Dipindahkan
Pemerintah memindahkan korban erupsi Gunung Semeru yang mengungsi di dua desa yang rawan terdampak erupsi susulan ke desa yang dinilai lebih aman di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
"Ada beberapa tempat pengungsian yang rawan terdampak erupsi susulan, yakni di lokasi pengungsian Desa Curah Kobokan dan Desa Sumberwuluh," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah, Senin, 6 Desember 2021, Muhadjir mengatakan bahwa warga yang mengungsi di dua desa itu akan dipindahkan ke pengungsian di Desa Penanggal.
"Karena tempat yang dijadikan penampungan di dua desa itu rawan, termasuk zona merah. Kita khawatir kalau ada erupsi susulan atau seandainya ada hujan deras, maka lahar yang tertahan di atas akan turun," katanya.
Muhadjir menjelaskan pula bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah diminta membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana yang anggotanya terdiri atas Komandan Resor Militer, Bupati, dan Kepala Kepolisian Resor untuk memudahkan koordinasi upaya tanggap bencana hingga rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana.
Selain itu, menurut dia, pemerintah sudah membentuk posko penanggulangan darurat bencana untuk mendukung kegiatan relawan dan lembaga kemanusiaan yang membantu penanganan dampak erupsi Gunung Semeru.
"Sekarang mereka semua sudah bergerak. Dan Insya Allah penanganannya semua lancar," kata Muhadjir.
Muhadjir bersama pejabat pemerintah meninjau Posko Pengungsian di Desa Penanggal, RSUD Pasirian, dan RSUD Dokter Hartoyo untuk mengecek penanganan dampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Sementara itu, Gunung Semeru dikabarkan kembali erupsi, Senin, 6 Desember 2021. Kepulan asap kembali membumbung tinggi terlihat dari Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, jarak desa hanya tiga kilometer dari Gunung Semeru.
Sejumlah warga belum mengungsi. Namun, ada juga yang mulai turun untuk menghindari guguran awan panas. Material asap dan abu vulkanik tampak keluar dari puncak Gunung Semeru.
Hingga saat ini belum ada penyekatan area oleh TNI-Polri sehingga warga masih bisa leluasa berlalu lalang ke rumah masing-masing meski Gunung Semeru kembali erupsi.
Awan panas guguran, hujan abu vulkanik, dan banjir lahar akibat erupsi Gunung Semeru menimbulkan dampak parah di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, dan Pasirian.
Menurut data BNPB, bencana itu menyebabkan 14 orang meninggal dunia dan 69 orang terluka serta memaksa 5.205 orang mengungsi.
Advertisement