Penguatan Moderasi Beragama di Sekolah, Kemenag Tekankan Tiga Hal
Penguatan Moderasi Beragama (PMB) menjadi agenda yang terus dilakukan Kementerian Agama di 2021. Tidak hanya di lembaga keagamaan, PMB juga dilakukan di lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, dan sekolah.
Khusus di sekolah umum, Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani menekankan agar PMB menekankan pada tiga hal: nilai Integritas, solidaritas, dan tenggang rasa. Hal ini disampaikan Dirjen Pendis, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Program Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI), di Bali.
“Penguatan moderasi beragama pada sekolah harus mengedepankan nilai-nilai integritas, solidaritas, dan tenggang rasa. Nilai-nilai dasar ini adalah bagian penting dari upaya mengembangkan pendidikan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar Dhani, begitu ia biasa disapa, dikutip Selasa 16 November 2021.
Dhani menuturkan PMB penting untuk dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan. Selain menjadi bagian program prioritas Kemenag, Moderasi Beragama menurut Dhani merupakan salah satu modal yang perlu dimiliki individu menjalankan peran sosial di tengah masyarakat yang multikultural.
"Moderasi beragama merupakan hal yang sangat penting, karena kita hidup di sebuah alam yang transnasional dan bergerak sedemikian rupa serta diharapkan memiliki pondasi yang kuat," imbuhnya.
Penguatan Moderasi Beragama
Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama.
Sebelumnya Direktur PAI Ditjen Pendidikan Islam, Amrullah mengatakan tugas utama guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bagaimana menjadikan muatan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin bisa hidup. Tidak hanya di satu tempat, tapi bisa diimplementasikan di tempat-tempat lain, sekaligus tidak hanya di Indonesia tapi di negara-negara lain juga.
“Jika Islam Rahmatan Lil ‘Alamin ini bisa hidup maka akan tercipta damai, nyaman, aman di seantero Nusantara," ungkap Amrullah.
“Indonesia bisa menjadi lokus Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di dunia, meski di sini hidup bebagai latar belakang agama, ras, aliran,” sambungnya.
Kasubag Tata Usaha Direktorat PAI, Rizky FA melaporkan kegiatan ini merupakan kegiatan evaluasi tahun 2021 dan koordinasi program yang akan dilakukan pada 2022 yang dihadiri oleh Kabid PAIS/PAKIS/PENDIS se-Indonesia atau yang mewakili, Kasubdit di lingkungan Direktorat PAI, serta perwakilan guru PAI.
“Kita harus mensinergikan antara program pusat dan daerah, sehigga program PAI dapat berjalan dengan baik, dan dapat berjalan lancar,” tutur Rizky mengakhiri.