Demi Penguatan Bahasa Arab, Kemenag Datangkan Mab'uts Azhary
Sebanyak 36 Mab'uts dari Universitas Al Azhar tiba di Tanah Air pada 3 Februari 2022. Usai menjalani proses karantina, mereka akan ditugaskan pada sejumlah lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Mereka akan bertugas di 14 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), 14 pesantren, dan 8 madrasah. Keberadaan mereka akan mendorong peningkatan kemampuan Bahasa Arab peserta didik.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Rohmat Mulyana menyampaikan bahwa keberadaan penutur asli bahasa asing (native speaker) diharapkan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik berbahasa Arab.
"Menghadirkan native speaker dapat mengakselerasi kemahiran bahasa siswa," kata Rohmat saat memberikan sambutan pada seremonial penyambutan kedatangan 36 Mab'uts Azhary yang digelar secara hybrid, di Jakarta, Selasa 8 Februari 2022.
"Keberadaan mereka juga diharapkan dapat memotivasi peserta didik agar lebih mencintai Bahasa Arab," sambungnya.
Kemampuan Berbahasa Arab
Hal senada disampaikan Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdani. "Kemampuan berbahasa akan dapat membuka cakrawala lebih luas peserta didik. Sumber informasi yang tertuang dalam literatur keislaman masih banyak berbahasa Arab," jelasnya.
Kerjasama Kementerian Agama dengan Universitas Al Azhar tentang penempatan beberapa mab'uts di lembaga pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Menurut perwakilan duta besar Mesir untuk Indonesia, Mr. Ahmad Abdul Hadi, sejarah hubungan baik Indonesia dengan Mesir terbangun yang diawali dengan pengakuan politik Mesir atas Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Hubungan baik tersebut dijaga terus, salah satunya melalui program penempatan mab'uts dan pengiriman mahasiswa kuliah di Universitas Al Azhar.
Setidaknya, hingga saat ini ada lebih dari 10.000 mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. Jumlah tersebut menjadi jumlah terbesar di kawasan Timur Tengah.
Mab'uts ini adalah bentuk pengabdian para mahasiswa dan atau dosen Al Azhar. Penugasan mab'uts ini melalui seleksi yang dilakukan pihak Al Azhar. Mab'uts akan mengabdi selama tiga tahun di Indonesia. Namun demikian, setiap tahunnya tetap akan dilakukan evaluasi.