Sulap Limbah Mebel Jadi Wayang Kayu Bernilai Ekonomi Tinggi
Sisa limbah kayu bisa disulap menjadi barang yang bernilai tinggi. Seorang pengrajin asal Madiun Jawa Timur ini membuat wayang kayu yang memiliki nilai artistik.
"Semua bahan dari limbah kayu mebel. Soal jenis kayu, meski sisa tapi pilihan, tergantung permintaan pemesan," kata Joko Suwiono, pengrajin kayu Omah Kinarya Desa Mojorejo kecamatan Kebon Sari Kabupaten Madiun.
Joko, biasa disapa, mengatakan kayu yang dipilih antara lain kayu jati, kayu sonokeling , kayu mentaos, dan kayu sengon. "Semuanya kita dapat dari sisa," katanya.
Lanjut Joko, kerajinan usaha wayang kayu ini baru dirintis sejak 2018. Kerajinan ini masih tergolong baru, sekitar 2 tahun kurang. Tapi, kata Joko, perkembangannya luar biasa. Banyak konsumen memesan wayang dari kayu ini sebagai ukiran dinding.
Sebelum terjun di dunia kerajinan wayang kayu, Joko membuat kerajinan lampu berbahan paralon. Kemudian, sempat berhenti. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang juga pemilik usaha. Dari situ, temannya ini memberikan motivasi untuk berkarya kembali.
Temannya ini kemudian memberikan ide atau masukan kerajinan tangan yang menggunakan kayu. Joko pun mencoba mengkuti anjuran teman itu untuk merintis kreativitasnya membuat kerajinan berbahan dasar kayu.
Lalu, sekitar bulan September 2018 lalu, saat mengikuti pameran di Madiun. Ternyata, hasil kreasinya tersebut, mendapat respon positif dari pengunjung. Dari 8 produksi wayang kayu 2 diantaranya dibeli langsung oleh wisatawan asal Jepang. Semenjak itu, ia termotivasi kembali untuk berkarya.
"Waktu itu, langsung diajak pameran di Madiun, kebetulan yang saya buat tidak banyak cuman 8. Dari 8, yang 2 langsung dibeli orang Jepang seharga Rp150 ribu. Semenjak itu saya lebih bersemangat," katanya.
Joko Suwiono terus mengasah kreativitasnya dengan berimpovisasi membuat kerajinan tangan wayang dari kayunya. Berbagai jenis kayu pernah dicoba. Bahkan ia pernah membuat keris berbahan kayu.
Karena hasil karyanya sudah dikenal banyak orang, ia mulai banyak menerima pesanan dari lokalan Kediri maupun luar kota antara lain Surabaya, Jakarta, hingga kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
Ukuran wayang kayu ada yang terkecil sampai dengan ukuran L plus. Ada juga ukuran 1 meter, tergantung pesanan. Harga kerajinan itu dijual mulai Rp150 ribu hingga Rp2,5 juta.
Disamping itu, Joko juga membuat miniatur dan gantungan kunci bergambar wayang yang harganya Rp10 ribu peritem.
Pada saat pandemi covid 19 seperti sekerang, diakui Joko, sangat berpengaruh terhadap omsetnya. Hanya tidak begitu besar dampaknya. Buktinya, hingga saat ini ia masih mengerjakan pesanan cendera mata.
"Kebetulan saya diberi amanah dari orang tua untuk membuat cendera mata. Syukur lah ada pemasukan lagi di tengah pandemi ini," katanya.
Dikatakan Joko, pada masa pandemi ini ia pesanan perbulannya membuat 50 item cendera mata berlogo Kabupaten Madiun. "Ini sangat membantu untuk meneruskan amanah orang tua. Jadi, saya bersyukur di tengah lesunya pasar kerajinan ternyata bisa produksi," katanya.
Ditanya soal pemasaran di tengah pandemi covid-19 ini, kata Joko, hanya dilakukan lewat medsos. Ini dilakukan oleh istrinya.
"Kalau pemasaran dipegang istri. Dilakukan melalui medsos. Kalau saya nggak mikir itu, Mas," katanya ketika ditemui di Balai Kota Kediri usai mengikuti kegiatan kurasi penilaian tentang produk UMKM siap ekspor.
Advertisement