Penghina Gubernur NTB Terungkap, Ternyata Anak Orang Terkaya Indonesia
Jakarta: Penghina Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr KH Muhammad Zainul Majdi atau yang biasa disapa dengan Tuan Guru Bajang (TGB) akhir terungkap. Steven Hadi Surya Sulistiyo yang sempat mengumpat dan mengumbar kata-kata rasis kepada orang nomor satu di NTB itu ternyata anak salah satu orang kaya alias konglomerat di Indonesia.
Siapa dia? Berdasarkan hasil penelusuran netralitas.com, Steven yang kini sedang belajar di Singapura itu adalah anak Winarko Sulistiyo, salah satu orang terkaya di Indonesia yang masuk dalam rilis Majalah Globe Asia. Winarko masuk dalam urutan ke-112 dari 150 orang terkaya Indonesia versi Globe Asia edisi Juni 2016.
Seperti dilansir Globe Asia edisi Juni 2016, pemilik Fajar Surya Wisesa ini memiliki kekayaan US$ 275 juta sekitar Rp 3,5 Triliun lebih. Perusahaan Fajar Surya Wisesa merupakan perusahaan terbuka yang telah melantai di bursa saham.
Sebelumnya, Winarko juga dikenal sebagai co-founder PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas. Di PT Fajar Surya Wisesa, ia menjadi komisaris. Perusahaan yang didirikan tahun 1988 itu memiliki pabrik kertas dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.
Belum ada konfirmasi langsung dari yang bersangkutan tentang anaknya yang baru saja membuat heboh di Bandara Changi Singapura. Saat antre check in di counter Batik Airline, Steven memaki dengan kata-kata kotor dan berbau rasis kepada Tuan Guru Bajang.
Gubernur NTB yang juga hafidz Alqur’an itu dianggap menyerobot antrean. Padahal, dia sudah antre lebih dulu dan keluar antrean sebentar untuk menanyakan jadwal kepada petugas counter. Dalam antrean masih ada istri yang pergi bersamaan.
Steven yang datang berombongan dengan teman-temannya mengata-ngatai TBG dengan nada merendahkan dan rasis. Dia sempat menyebut TBG dengan sebutan ‘’dasar Tiko” yang berarti tikus kotor.
Setelah mengetahui arti Tiko, TBG melaporkan yang bersangkutan ke kepolisian saat mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Di kantor polisi, Steven masih berteriak-teriak mengintimidasi polisi. Namun, akhirnya ia meminta maaf secara tertulis, dan TBG memaafkannya.
Peristiwa yang kemudian menjadi viral di media massa itu sempat membuat heboh para nitezen.
Kayaknya, kita memang masih punya pekerjaan rumah untuk membangun nasionalisme, terutama di kalangan anak-anak muda seperti Steven. Saatnya semua yang hidup dan kaya di Indonesia menjadi warga Indonesia titik seperti ditulis Jaya Suprana di ngopibareng.id ini. (frd)