Penghasilan Migas Merosot, Riau Kembangkan Pariwisata
Jakarta: Gubernur Riau Arsyadjuliandi (Andi) Rachman mengatakan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Riau dari Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas (migas) sudah mulai tergerus. Untuk menyelamatkan perekonomian Riau, dirinya akan menjalankan saran Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk menggenjot sektor pariwisata.
"Betul kata Pak Menpar Arief Yahya, pendapatan dari migas Riau makin lama makin sedikit, karena harga terus merosot. Sudah saatnya kami harus serius di sektor pariwisata. Kami punya banyak potensinya, anggarannya pun kami tingkatkan menjadi Rp 58 miliar," kata Andi Rachman usai melaunching Calender of Event (COE) Riau tema "Riau Menyapa Dunia" di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar RI di Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/3) kemarin.
Soal pariwisata, kata Andi Rachman, Riau memiliki 4 sungai besar yang tidak dimiliki provinsi lain. Selain itu, "Kita punya 4 sungai, dan lebarnya tidak ada yang di bawah 200 meter. Di sungai-sungai ini kita bisa bikin event-event yang bisa mendatangkan wisatawan, termasuk turis asing. Kita akan terus berkoordinasi dengan Kemenpar terkait event-eventnya nanti," ujar Andi Rachman.
Andi Rachman menambahkan, Pekanbaru juga kian bersolek sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan barat Nusantara. Ia telah siap menjadi pendukung utuh dengan ragam fasilitas berkelas internasional. "Jangan lupakan pula sekitar 300-an kuliner khas berselera atau bercorak permainan anak negeri di sepanjang arus berlari sepanjang Riau. Ini semua potensi yang luar biasa," kata dia.
Dia mengungkapkan, Menpar Arief Yahya sudah menantangnya untuk mendatangkan 1 juta wisatawan nusantara (wisman) ke Riau. Untuk mewujudkannya, pihaknya akan membangun pariwisata dengan upaya kolektif yang membutuhkan sinergitas termasuk publik yang menjadi subjek di objek pariwisata.
Di acara yang sama, Menpar Arief Yahya mengatakan, untuk pariwisata, ada 3 keunggulan yang dimiliki Riau. Yaitu tourism, transportation, dan telecommunicaton. Itu adalah bisnis proximity atau kedekatan.
"Riau, menurut saya, adalah negeri dengan penuh anugerah. Kedekatan jarak, Riau dekat dengan negara tetangga. Inkontras sama-sama kaya adalah Kaltim, tapi dia jauh dari negara tetangga jaraknya. Kedua, Riau juga beruntung karena kedekatan kultur. Riau menjadi asal muasal melayu. Maka, Riau boleh mengklaim diri sebagai the land of Malay. Itu valid. Itulah modal utama Riau," kata Menpar Arief Yahya.
Untuk mencapai 1 juta wisman, kata Menpar Arief Yahya, harus ada peningkatan koneksi Airlines ke Riau. Karena akses yang paling menentukan kedatangan wisman, selain suguhan atraksi. "Akses dan atraksi semja harus dijadikan world class. Apalagi Riau ini punyak kedekatan jarak dengan negara tetangga," pungkas Menpar Arief Yahya. (frd)