Penghafat Al-Quran pun Dapat Godaan. Ini Tingkatannya
Ada anggap para penghafal Al-Quran terbebas dari godaan. Ternyata, mereka juga manusia. KH Cholil Nafis menyebutkan, ada tiga godaan bagi penghafal atau pembawa misi Al-Quran di era masa kini. Pertama, arus pemikiran.
“Pemikiran yang menghantui ajaran Islam saat ini adalah ekstremisme, baik yang kanan mau yang kiri,” kata Kiai Cholil saat menyampaikan tausiah dalam acara wisudawan penghafal Al-Quran di Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, Kamis (3/5/2018).
Menurut Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Al-Quran kerap kali dijadikan sebagai alat legitimasi kelompok-kelompok ekstremisme. Kelompok ekstrem kanan biasanya memahami Al-Qur’an secara literalis sehingga memahami agama secara tekstual. Sementara, kelompok ekstrem kiri seringkali mengubah makna Al-Qur’an karena merasa tidak sesuai dengan pikirannya.
“Biasanya hal ini akibat dari merasa pintar dan kurang iman,” tegasnya.
Kedua, ekonomi. Persoalan ekonomi juga kadang kala menjadikan seseorang lupa dengan Al-Qur’an yang telah dihafalnya. Kiai
Cholil menyarankan agar para penghafal Al-Qur’an memilih profesi yang mendukungnya untuk terus dekat dengan Al-Qur’an.
“Bahkan saat memilih jodoh pun harus ada komitmen agar terus menjaga dan mudawwamah (konsisten) dengan Al-Qur’an,” lanjutnya.
Ketiga, Politik. Kesibukan berorganisasi atau berpolitik juga sering kali melalaikan seseorang untuk menjaga Al-Qur’an yang telah dihafalnya. Awalnya, mereka mungkin hendak mengimbangi dinamika sosial, tapi mereka malah hanyut dalam kegiatan-kegiatan politik.
“Harapan besar saya kepada penghafal Al-Qur’an untuk menjadi hamilul Qur’an, yaitu pembawa misi Al-Qur’an untuk membangun peradaban di alam semesta,” tutup dia. (adi)