Penggunaan Pasta Gigi Tak Bisa Sembarangan
Pasta gigi digunakan untuk membantu menjaga kebersihan gigi. Di Indonesia, pasta gigi sering juga disebut odol. Selain pasta gigi, ada banyak bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membersihkan dan menjaga area mulut. Terkadang, ada yang mengira jika penggunaan odol banyak maka gigi semakin bersih. Nyatanya hal tersebut tidak lah benar.
Meski memiliki manfaat bagi kebersihan gigi, ternyata pasta gigi juga memiliki efek samping. Jadi penggunaannya tidak boleh sembarangan. Berikut ulasan dari Ngopibareng.id tentang bahaya penggunaan pasta gigi.
Sejarah Awal Pasta Gigi
Sebenarnya odol adalah salah satu merek pasta gigi asal Jerman yang dibawa oleh para tentara Hindia Belanda. Walaupun merek ini sudah berpuluh-puluh tahun tidak beredar lagi di Indonesia, akhirnya nama "Odol" telah menjadi nama generik untuk pasta gigi.
Karl August Lingner adalah orang yang menciptakan Odol mouthwash dan dia adalah orang yang giat mengampanyekan hidup higienis. Dia juga dikenal sebagai orang pertama yang mengadakan International Hygiene Exhibition pada tahun 1911. Dia mendirikan museum The German Hygiene Museum di Dresden.
Pasta gigi merek Odol pertama kali diproduksi di Jerman oleh Dresden chemical laboratory Lingner, yang sekarang dikenal sebagai Lingner Werke AG pada tahun 1892 sebagai cairan pencuci mulut (mouthwash). Odol mouthwash pada tahun 1900-an adalah merk ternama dan yang paling luas penggunaannya di hampir seluruh daratan Eropa.
Kandungan dalam Pasta Gigi
Pasta gigi memiliki beberapa kandungan yang berasal dari bahan-bahan kimia, seperti fluoride, triclosan, detergen, kalsium, perasa, pewarna, kalsium karbonat, dan natrium monofluorofosfat. Semua bahan yang terkandung pada pasta gigi bersifat abrasi ringan. Akan tetapi, bisa berdampak buruk jika kadar fluoride cukup tinggi di dalam tubuh, misalnya karena suka menelan pasta gigi.
Jenis Pasta Gigi Sesuai Kandungan dan Manfaatnya
1. Pasta gigi dengan flouride
Fluoride merupakan bahan mineral terpenting yang sebaiknya terkandung di dalam tiap pasta gigi. Mineral ini bermanfaat untuk memperbarui mineral pada area gigi yang mulai rusak akibat zat asam. Selain itu dapat membantu email atau lapisan luar gigi tetap kuat serta terlindungi dari kerusakan akibat zat asam dari hasil pengolahan makanan di mulut.
2. Pasta gigi antikarang
Karang gigi adalah plak atau lapisan bakteri pada gigi yang kemudian mengeras dan sulit dibersihkan. Jika tidak segera dibersihkan secara teratur, dapat menyebabkan penumpukan yang akan menyebabkan penyakit gusi.
Beberapa pasta gigi mengklaim mengandung bahan-bahan seperti pirofosfat dan zinc sitrat yang dapat mencegah terbentuknya karang gigi. Juga mengandung antibiotik triklosan yang membantu membunuh bakteri dalam mulut.
3. Pasta gigi untuk gigi sensitif
Pasta gigi yang biasanya mengandung potasium nitrat atau strontium klorida ini biasanya dianjurkan untuk orang yang giginya mudah terasa ngilu jika terkena makanan yang terlalu panas atau dingin. Bahan di dalamnya membantu menghadang saluran syaraf pada gigi. Tetapi perlu diingat bahwa cara terbaik untuk menangani gigi sensitif sebenarnya adalah dengan melakukan perawatan. Bukan meredam rasa ngilu.
4. Pasta gigi yang mengandung pemutih
Pasta gigi mengklaim dapat memutihkan gigi umumnya mengandung bahan peluruh yang berfungsi menghilangkan noda pada gigi dan melapisinya sehingga terlihat lebih cerah. Meski secara umum pasta gigi dengan pemutih relatif aman digunakan tiap hari, terlalu sering menggunakannya dapat berisiko merusak email gigi.
Ada juga pasta gigi yang mengandung baking soda yang diklaim berfungsi menghilangkan noda pada gigi. Namun sebenarnya bahan ini justru kehilangan manfaatnya jika terkena air. Selain itu, pasta gigi jenis ini sebenarnya hanya dapat menghilangkan noda pada permukaan gigi, tapi tidak dapat mengubah warna asli gigi.
Kandungan Berbahaya dalam Pasta Gigi
Berikut bahan-bahan yang memiliki efek samping bagi kesehatan.
1. Karagenan
Senyawa yang berasal dari rumput laut ini biasa digunakan sebagai bahan pengental. Namun sayangnya karagenan terbukti menyebabkan peradangan usus dan mempengaruhi tumbuhnya sel kanker pada tubuh.
2. Diethanolamine (DEA)
Dalam pasta gigi, senyawa ini digunakan untuk membuat pasta gigi namun berisiko menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Lebih bahaya lagi jika DEA bereaksi dengan senyawa lain yang mampu menghasilkan kanker hati.
3. Fluoride
Mineral dalam pasta gigi ini digunakan untuk memperkuat email gigi sekaligus membantu cegah gigi berlubang. Namun sebuah penelitian mengungkap bahwa fluoride yang tertelan dapat menyebabkan kanker tulang pada pria dan gangguan fungsi otak.
4. Formaldehyde-releasing
Senyawa kimia ini melepaskan formaldehida yang mampu diserap melalui membran mulut dan menyebabkan iritasi pada kulit dan mulut hingga memicu alergi lainnya.
5. Paraben
Senyawa kimia alami yang digunakan sebagai wewangian pada pasta gigi diduga mampu mengganggu endokrin dan menyebabkan kanker dan masalah reproduksi.
Penyakit Akibat Penggunaan Pasta Gigi
Bahan kimia berbahaya dalam pasta gigi dapat memicu penyakit berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan.
1. Gangguan tiroid
Pasta gigi mengandung zat yang disebut dengan Triclosan di dalamnya. Zat ini sendiri berfungsi untuk membunuh kuman dan bakteri dalam mulut. Namun sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa bahan kimia ini mampu menyebabkan masalah tiroid, penyakit jantung, hingga kanker.
2. Masalah otak, ginjal, dan jantung
Pasta gigi yang umum dijual mengandung zat yang disebut dengan glikol polietilen (polyethylene). Bahan kimia yang beracun ini bisa merusak otak, ginjal, serta jantung Anda.
3. Penurunan kecerdasan
Penggunaan bahan kimia berbahaya selain merusak gusi juga mampu mengurangi IQ pada anak. Selain itu jika digunakan oleh wanita hamil maka dapat menyebabkan masalah tiroid, kerusakan tulang, masalah perut, hingga kanker.
4. Sariawan
Di dalam pasta gigi terdapat zat kimia yang bertindak sebagai sabun dan dikenal dengan sebutan natrium lauril sulfat. Jika digunakan secara berkepanjangan maka zat ini bisa menyebabkan sariawan, iritasi kulit, dan ketidakseimbangan hormon.
5. Perut kembung
Kebanyakan pasta gigi memiliki rasa yang manis. Hal ini disebabkan karena pasta gigi mengandung zat gula di dalamnya yang disebut dengan sorbitol. Zat ini sangat sulit dicerna oleh tubuh yang kemudian dapat menyebabkan diare, gangguan pencernaan, gas, dan perut kembung. Sorbitol juga dapat mengurangi penyerapan lemak dalam tubuh.
6. Diabetes
Selain sorbitol, pasta gigi juga mengandung zat yang disebut dengan aspartame atau gula buatan. Dan penelitian telah menunjukkan bahwa zat ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
7. Kanker ginjal
Bahan kimia lainnya di dalam pasta gigi adalah Dietanolamina. Zat inilah yang bisa menimbulkan busa dalam pasta gigimu. Kontaminasi bahan kimia jenis ini dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kanker hati, kanker ginjal, serta ketidakseimbangan hormon.
8. Osteoporosis
Efek samping dan bahaya dari fluoride lainnya ialah bisa memicu terjadinya osteoporosis dan kerusakan sistem saraf. Hal ini terjadi akibat penggunaan yang salah, seperti menelan pasta gigi berlebihan hingga fluoride terlalu sering masuk ke dalam tubuh.
9. Fluorosis gigi
Konsumsi fluoride berlebih akan menyebabkan fluorosis gigi adalah indikator paling sensitif dan paling awal dari toksisitas fluoride kronis.
Meskipun fluoride merupakan elemen penting untuk pencegahan karies, asupan kronis fluoride lebih besar dari 1 mg/l atau 0,1 mg/kg setiap hari selama periode perkembangan gigi mengganggu proses pembentukan email dan dentin dan menyebabkan fluorosis gigi.
10. Kelainan tulang dan gigi
Kelebihan fluoride juga bisa menyebabkan kelainan tulang dan gigi. Fluoride yang masuk ke dalam tubuh sekitar setengah dari kandungannya akan disimpan dalam tulang dan terus bertambah seiring usia. Apabila dibiarkan begitu saja, maka akan menimbulkan kelainan tulang yang mungkin terjadi setelah begitu lama bertumpuk.
Advertisement