Pengerjaan Fasilitas Bandara Blimbingsari Dikebut
Pengerjaan fasilitas Bandara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus dikebut.
Dalam waktu dekat, bandara ini akan memiliki alat untuk pemantauan kondisi cuaca, di antaranya tekanan udara, temperatur, dan kecepatan angin.
Fasilitas Bandara Blimbingsari memang sedang dilengkapi. Sebab, bandara berkonsep green airport itu akan mendukung pelaksanaan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, atau Annual Meeting IMF-World Bank. Tepatnya di Bali, Oktober 2018 mendatang.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya telah bertemu pejabat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat. Tujuannya untuk mematangkan peningkatan keselamatan bandara.
"Kami berterima kasih pada pemerintah pusat yang bergerak cepat mematangkan persiapan Bandara Banyuwangi. Setelah infrastruktur fisik kami yang mulai diperbaiki, kini BMKG juga hadir untuk menambah sistem pengamanan di Bandara Banyuwangi," kata Azwar Abas, Kamis (17/5).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat berkunjung ke Banyuwangi menyampaikan, pihaknya berkomitmen meningkatkan keselamatan penerbangan di Bandara Banyuwangi. Hal itu, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kondisi darurat di Bandara Ngurah Rai Bali. “Makanya, kita akan segera memasang alat-alat tambahan dalam waktu dekat," ujarnya.
Dwikorita menambahkan, untuk Bandara Banyuwangi, ada tiga alat yang akan segera dipasang, yaitu "AWOS" (automatic weather observation system). Atau alat pengamatan cuaca otomatis. Alat ini akan ditempatkan disetiap ujung landasan pacu bandara. AWOS berfungsi untuk mengetahui kondisi tekanan udara di landasan pacu.
"Sebenarnya Bandara Banyuwangi sudah dipasangi AWOS. Menyusul perpanjangan runway di sini, akan kami tambah satu lagi untuk dipasang di ujung berikutnya. Sehingga saat pesawat take off dan landing bisa lebih terdeteksi perbedaan tekanan udaranya sehingga bisa disesuaikan agar tidak terjadi gangguan saat take off dan landing," ujarnya.
Alat berikutnya adalah lidar. Yaitu alat untuk mendeteksi sebaran partikel di udara. Terutama abu vulkanik.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mendorong percepatan perlengkapan fasilitas yang ada di Blimbingsari. Menurutnya, pertemuan IMF-World Bank ini menjadi momentum untuk Banyuwangi unjuk gigi keindahan dan kesiapan infastruktur.
"Banyuwangi memiliki tiga kriteria sebagai destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah. Nah untuk menjadi destinasi internasional kita harus membuka penerbangan internasional," katanya.
Dijelaskan Arief Yahya, dari 18.000 delegasi asal 189 negara yang akan hadir di Bali, sebagian diantaranya akan mendarat dan parkir pesawat di Bandara Banyuwangi. "Itu momentum luar biasa. Banyuwangi sudah siapkan paket-paket wisata, kementerian mendukung penuh," ujar Arief Yahya. (*)