Pengenalan Sejarah pada Milenial ala Museum Mpu Purwa
Melewati pintu gobyok, arca Brahma Catur Muka menyapa setiap pengunjung yang datang ke museum Mpu Purwa. Semakin identik dengan ikon Topeng Malangannya yang dipajang di sisi kanan arca. Museum Mpu Purwa yang bertempat di Perumahan Griya Santa Blk. B No.210, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, menjadi wahana edukasi sejarah bagi masyarakat Malang.
Mulanya adalah Balai Mpu Purwa, sebuah tempat yang ditujukan untuk menyimpan dan merawat benda-benda koleksi yang mengandung nilai sejarah dan budaya. Jika selama ini nama Ken Arok begitu kental dengan Malang, maka sosok yang juga tidak boleh dilupakan adalah Mpu Purwa.
Dikisahkan oleh sejarawan Malang Suwardono, Mpu Purwa adalah seorang brahmana yang menyimpan dendam kepada Tunggul Ametung. Sebagai orang tua dari Ken Dedes, Mpu Purwa tak terima anaknya diculik oleh akuwu wilayah Tumapel tersebut. Dalam tata pemerintahan kerajaan masa Jawa Kuno berlaku perundang-undangan agama yang salah satunya diambil dari kitab Kutara Manawa. Di sana tertulis, seorang pejabat yang melarikan anak pendeta harus mati.
Namun tak elok bagi seorang pendeta jika tangannya berlumuran darah. Maka melalui rapat para dewa atau tokoh-tokoh luhur kala itu, Ken Angrok memperoleh pengakuan. Menjadi awal pemberontakannya terhadap Tumapel dan kematian bagi Tunggul Ametung.
Mpu Purwa memiliki pengaruh besar di mata semua orang. Putrinya, Ken Dedes pun adalah sumber kelahiran raja-raja besar seperti Kertanegara dari Singasari dan Hayam Wuruk dari Majapahit. Maka penggunaan nama Balai Mpu Purwa, yang kemudian resmi menjadi museum pada 14 Juli 2018 diharapkan mampu menyajikan visualisasi sejarah masa lalu. Terutama bagi generasi muda agar lebih mengenali sejarah.
Fahmi 24 tahun adalah salah satu pengunjung museum Mpu Purwa. Mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Malang ini menerangkan kalau baru pertama kali ia ke sini. Tidak hanya berswafoto dengan benda koleksi museum Mpu Purwa, Fahmi nampak asyik menggunakan gawainya untuk memindai barcode yang ada pada di setiap barang koleksi. “Tanpa perlu pemandu kita bisa tahu ini benda apa,” ujarnya.
Museum Mpu Purwa memang memiliki cara tersendiri untuk mendekatkan sejarah dengan generasi milenial. Teknologi QR Code yang disediakan memudahkan pengunjung mendapatkan informasi dalam format digital. Informasi tersebut bisa langsung diunduh ke memori gawai.
Museum Mpu Purwa juga dilengkapi dengan studio film. Di dalam studio tersebut, masyarakat bisa menonton film-film bertema sejarah. Selain itu, ada kegiatan diskusi sejarah yang khusus diadakan setiap bulannya. Kegiatan ini aktif diikuti oleh anak muda yang ingin mengenal sejarah lebih dalam. Sejarawan-sejarawan Malang pun diundang untuk berbagi ilmu dalam agenda tersebut.
Saat ini Museum Mpu Purwa memiliki 136 artefak dan arca. Ada 56 koleksi masterpiece yang dipajang, salah satunya arca ganesha mengendarai tikus. Arca ini adalah temuan satu-satunya di Indonesia, arca serupa yang lain hanya ditemukan di India.