Pengembangan Vaksin Covid-19 harus Diikuti Alih Teknologi
Indonesia menyatakan membuka diri untuk melakukan kerja sama dengan mitra internasional dalam mengembangkan vaksin virus Covid-19, dengan mengedepankan asas kesetaraan dan tetap diupayakan adanya transfer teknologi.
Tujuannya, agar Indonesia tidak hanya menjadi tempat untuk uji klinis pengembangan vaksin dari luar negeri, melainkan ikut serta terlibat dalam mengembangkan vaksin bersama-sama.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro, saat memaparkan perkembangan terbaru penelitian pembuatan vaksin Covid-19, dalam Webinar Research on Covid-19 and Technology Development in Indonesia, yang diadakan oleh the Australian National University (ANU), Jumat 10 Juli 2020.
Saat ini, Kemenristek/BRIN melakukan langkah ganda dalam pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia. Hal itu dilakukan karena data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) telah mengklasifikasi virus Corona dalam beberapa kelompok yaitu S, G, GR, GH, V, L dan O (Others).
Pengelompokan itu dilakukan berdasarkan setoran 60.000 Whole Genome Sequencing (WGS) dari seluruh dunia kepada GISAID.
“Hasilnya dari 15 WGS yang telah dikirimkan, diketahui sebagian besar tipe virus yang berkembang di Indonesia, termasuk kelompok L yang mempunyai kesamaan dengan Wuhan, China. Sedangkan satu lainnya termasuk kelompok S yang sama dengan Covid-19 di Eropa, dan satu lagi termasuk kelompok O atau jenis virus Covid-19 lainnya yang belum dikenali,” terang Bambang.
Langkah ganda yang dimaksud Bambang ialah melakukan kegiatan penelitian dan produksi vaksin Covid-19 original, secara mandiri yang berbasis strain virus di Indonesia.