Pengembangan Kawasan Pesisir Probolinggo Dapat Angin Segar
Apa harapan yang tersisa dari kunjungan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy ke Kota Probolinggo, Jumat, 29 Oktober 2021? Ternyata, Pemkot Probolinggo berharap bisa mengelola kawasan pesisir pantai yang potensi sangat besar untuk wisata dan perikanan.
Harapan Pemkot Probolinggo untuk menggarap kawasan pesisir milik Pemprov Jawa Timur dan pusat mendapat angin segar dari Menko Muhadjir. Rencana pemanfaatan wilayah pesisir itu bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Probolinggo.
Selain itu lahan yang selama ini dibiarkan telantar bisa dimaksimalkan untuk menggerakkan perekonomian warga pesisir. “Silakan saja, Pemkot Probolinggo tinggal kirim surat ke pemerintah pusat,” kata Menko Muhadjir.
Saat menerima kunjungan Menko Muhadjir, Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin memang sempat menyampaikan rencana Pemkot Probolinggo untuk bisa menggarap lahan pesisir milik Pemprov Jawa Timur dan pusat.
Selama ini pengembangan kawasan pesisir pantai banyak menemui kendala di antaranya terkait kepemilikan lahan. Sebab sebagian besar lahan pesisir di bawah wewenang provinsi dan pusat.
Seperti diketahui, lahan pesisir di Kota Probolinggo memanjang sekitar 7 kilometer melewati sejumlah kelurahan yakni, Pilang, Ketapang, Mayangan, hingga Mangunharjo. Sebagian berupa hutan mangrove, tambak tradisional, hingga persawahan.
Habib Hadi, panggilan akrab walikota mengaku, siap berkolaborasi dengan pemprov dan pemerintah pusat terkait pengelolaan aset-aset sepanjang pesisir pantai utara Probolinggo itu.
“Soalnya, sebagian wilayah, termasuk area pesisir milik pusat dan provinsi yang selama ini kurang dimaksimalkan, akan kami manfaatkan,” ujarnya. Diharapkan pengelolaan kawasan pesisir itu bisa meningkatkan ekonomi para pelaku usaha kecil menengah.
Memang saat bertemu Menko PMK, walikota tidak menyebut detail lokasi mana di pesisir utara yang hendak dikelola pemkot. Berdasarkan pengamatan, kawasan pesisir yang kini dikelola kelompok masyarakat di antaranya, Pantai Permata di Kelurahan Pilang yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.
Pantai Permata terbentuk akibat lahar dingin dari Gunung Bromo pasca erupsi, 2010 silam. Setahun kemudian sedimentasi lahar itu ditanami vegetasi pesisir seperti cemara pantai sehingga pantai di muara Sungai Pilang itu terlihat rimbun dan indah. Setiap akhir pekan, ratusan wisatawan lokal berkunjung ke Pantai Permata.
Kawasan lain yang menyedot ribuan wisatawan adalah perairan laut di antara log pond pabrik PT Kutai Timber Indonesia (KTI) dengan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Kondisi air laut yang jernih membuat perairan di sebelah barat PPP Mayangan itu menjadi lokasi warga berendam di laut.
Warga melakukan terapi berendam di laut untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Sejumlah komunitas terlibat pengelolaan landasan kumkum (berendam) di kawasan PPP Mayangan.
Masih di Mayangan, Pemkot Probolinggo berencana menata kawasan kumuh di dekat Pelabuhan Tanjung Tembaga itu dengan dana dari pusat.