Pengembangan Islam Moderat, Kampus UIII Akan Jadi Ikon
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid mengungkapkan, Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) merupakan program strategis nasional. UIII kelak harus menjadi ikon pengembangan Islam Moderat, sehingga akan ditiru oleh negara lain.
Menurut Wamenag, dengan penduduk mayoritas muslim, Indonesia harus mengambil peran di dunia internasional. "Melalui UIII, kita ingin menampilkan islam moderat di pentas dunia, sehingga Indonesia bisa menjadi barometer pengembangan islam wasathiyah," tuturnya.
"UIII kelak akan menjadi etalase dan menjadi bagian terpenting sebagai soft diplomasi," ujar Wamenag, dikutip Kamis 18 Juni 2020.
Pembangunan kampus UIII yang berlokasi di Depok, Jawa Barat terus dikebut pembangunannya, setelah beberapa bulan terkendala pandemi Covid-19.
Wamenag meminta kepada semua pihak untuk saling bahu membahu, mendukung pembangunan UIII. "Sebagai program Strategis Nasional, maka harus ada dukungan dari semua pihak," pintanya.
Dalam proses pembangunan ini, lanjut Wamen, pasti ada kendala. Wamen meminta semua kendala khususnya terkait pembebasan lahan, diselesaikan dengan pendekatan pesuasif, agar tidak ada gesekan-gesekan.
"Kendala pembebasan lahan, harus diselesaikan dengan pendekatan yang sangat serius dan harus dengan pendekatan humanis," tuturnya.
Pada bagian lain, Zainut Tauhid Sa'adi mengemukakan, Universitas Islam Internasional Indonesia diharapkan akan menjadi trendsetter riset Islam. Hal ini dikemukakan Wamenag saat meninjau proses pembangunan kampus yang terletak di Cimanggis, Depok, Jawa Barat ini.
"Sebagai lembaga pendidikan yang bertaraf internasional, UIII diharapakan menjadi trendsetter akademik, riset, serta budaya Islam baik, di tingkat regional maupun internasional," tuturnya.
“Sebagai pusat kebudayaan Muslim Indonesia, UIII akan menjadi etalase dan sekaligus jendela bagi Islam Indonesia ke dunia luar dan menjadi bagian terpenting dari soft diplomacy kita ke dunia luar,” kata Wamanag.
Ia menambahkan, untuk dapat mewujudkan hal tersebut maka diperlukan dukungan seluruh pihak. "UIII berorientasi dan harus didukungan oleh pelbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, dunia akademik dan riset secara keseluruhan," kata Zainut.
Menurut Zainut Tauhid, UIII merupakan proyek strategis nasional untuk Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia yang memperjuangkan islam wasathiyah (moderat).
“UIII ini menjadi bukti kehadiran kita di tingkat internasional sebagai negara Muslim terbesar,” kata Wamenag.
Oleh karenanya, menurut Wamenag, UIII harus dijadikan sebagai ikon Islam Wasathiyah Indonesia yang bertaraf intenasional dalam bidang akademik, riset, serta professionalisme.
Turut mendampingi Wamenag dalam kunjungannya, Direktur PTKIS Kemenag Arskal Salim, Rektor UIII Komaruddin Hidayat, beserta jajaran pimpinan dan kontraktor yang terlibat dalam proses pembangunan UIII.
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Kampus UIII, Syafrizal mengatakan, pembangunan kampus UIII dibagi menjadi tiga paket, semua paket pembangunan dikerjakan oleh perusahaan BUMN.
"Paket 1 berupa gedung Rektorat, gedung Fakultas dan kawasan Plaza baru mencapai 17,22 %. Paket 2 berupa asrama dan rumah dosen sudah 95,19%. Dan paket 3 berupa pagar dan infrastruktur penunjang sudah mencapai 90,08%," jelas Syafrizal.
Tampak hadir mendampingi Wamen, Direktur PTKI Arskal Salim, Rektor UIII, Kepala Biro Perencanaan Kemenag, Pejabat Pembuat Komitmen pembangunan Kampus UIII, serta para pejabat Kemenag dan UIII, pimpinan proyek pembangunan.
Advertisement