Pengembangan Geopark Ijen Diminta Tetap Libatkan Masyarakat Lokal
Rangkaian assessment atau penilaian Geopark Ijen menuju Unesco Global Geopark (UGG) telah dilakukan tim penilai dari UGG. Dua penilai, Martina Paskova dan Jacob Walloe bahkan merasa terkesan dengan keindahan kawasan Geopark Ijen. Dalam pengembangannya, pemerintah daerah diminta tetap melibatkan masyarakat lokal.
Tim Assessor UGG sempat bertemu dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di Pendopo Saba Swagatha Blambangan pada Kamis, 9 Juni 2022. Dalam kesempatan itu turut hadir Bupati Bondowoso, Salwa Arifin.
Ipuk menjelaskan, penetapan Geopark Ijen sebagai Geopark Nasional pada 2018 mendorong Pemkab Banyuwangi untuk mengajukan status Geopark Ijen menjadi Unesco Global Geopark. “Dengan menyandang status sebagai geopark global maka akan membawa konsekuensi bagi pembangunan daerah,” jelasnya.
Geopark lanjutnya, akan menjadi payung bagi pembangunan berkelanjutan di daerah. Dengan status geopark dunia, berarti telah menyiapkan rumah masa depan yang mampu memberikan dampak positif bagi warga. “Mampu membangun konsep perekonomian dan pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan kearifan budaya lokal,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Martini menyampaikan kekayaan budaya, geologi, dan keanekaragaman hayati yang dimiliki Geopark Ijen merupakan ‘’hadiah’’ dari alam yang harus dijaga keberlangsungannya. “Anda punya alam yang bagus, orang-orang yang menyenangkan, etnis yang beragam, kami sangat senang berada di sini,” kata Martina
Geopark Ijen saat ini dalam proses pengajuan menjadi jaringan geopark dunia. Tim assessor melakukan serangkaian penilaian terkait kelengkapan geopark, mulai warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya di kawasan Geopark Ijen selama lima hari yakni 9-13 Juni.
Keterlibatan masyarakat lokal, menurut Martina, sangatlah penting dalam pengelolaan geopark. Pengetahuan masyarakat tentang kekayaan warisan budaya, geologi, dan keanekaragaman hayati yang dimiliki harus ditingkatkan.
Sehingga mereka tidak sekedar menikmati, namun juga mengetahui sejarahnya, sehingga timbul kebanggaan dan kesadaran untuk menjaga kelestariannya. “Maka, libatkan masyarakat lokal. Biarkan mereka memiliki pengalaman yang luar biasa tentang kekayaan geoparknya,” ujarnya.
Martina pun mengapresiasi kebijakan Banyuwangi terkait pemberdayaan ekonomi rakyat. Di mana Pemkab Banyuwangi melarang pendirian Hotel Melati. Banyuwangi hanya mengizinkan homestay dan hotel bintang tiga ke atas. Menurutnya, homestay benar-benar otentik daripada hotel berbintang.
“Dan pahamilah bahwa geopark itu fokus pada masyarakat lokal. Bagaimana meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal, serta meningkatkan pengetahuan dan rasa keingintahuan mereka akan wilayahnya. Itu yang penting,” katanya.
Senada, assessor Unesco asal Denmark, Jacob Walloe, menyatakan, masyarakat adalah bagian dari geopark itu sendiri. Maka, keterlibatannya sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah geopark.
“Anda semuanya adalah yang dinamakan Geopark. Dan kekayaan di dalamnya mulai dari unsur geologi, lansekap, dan semua yang ada di dalamnya menjadi satu kesatuan,” terangnya. Dia pun mendukung Geopark Ijen menuju Global Geopark. Kedatangannya bukan semata-mata untuk memberikan penilaian. “Tapi justru memberikan dukungan bagi Anda semua, kita akan memberikan rekomendasi bagi Geopark Ijen,” ujarnya.
Advertisement