Pengembangan Dakwah Pesantren, Saatnya Kiai Menguasai Medsos
Pengurus Lembaga Dakwah PBNU KH Muhammad Nur Hayid yang akrab disapa Gus Hayid mengajak para dai dan kiai NU untuk mewarnai dakwah di era digital saat ini dengan aktif mensyiarkan kajian-kajian serta majelis-majelis ilmunya melalui media-media informasi dan teknologi yang saat ini sangat mudah untuk diakses.
Ajakan tersebut disampaikannya menyikapi perkembangan teknologi khususnya media sosial yang saat ini bisa menjadi lahan baru dakwah yang cukup efektif dan efesien. Dengan aktif mewarnai media sosial melalui kajian-kajian keilmuan diharapkan mampu menjadi wahana bagi umat dalam mendapatkan kajian islam yang penuh kesejukan serta sesuai dengan esensi dari dakwah itu sendiri.
Hal ini disampaikan Gus Hayid dalam keterangan diterima ngopibareng.id.
"Mari para kiai yang memiliki majelis pengajian disebarkan kajiannya melalui media sosial dengan dibantu secara teknis oleh yang muda-muda. Dengan hal ini akan dapat meminimalisir pengaruh dari dakwah-dakwah yang ngawur di media sosial," ajaknya.
Gus Hayid menilai, dakwah melalui media sosial sangat efektif dan efesien karena dapat dilakukan dengan mudah dan walaupun dengan peralatan sederhana namun dapat diakses oleh orang banyak serta menjangkau berbagai macam kalangan masyarakat.
"Kita bisa men-viral-kan kajian kita dan mampu menjangkau jutaan netizen dengan mudah. Kalau yang disampaikan satu kebaikan maka pasti banyak kebaikan yang akan kita terima sebagai balasannya," katanya, yang sebelumnya disampaikan saat menjadi pemateri pada kegiatan Lailatul Ijtima sekaligus Harlah ke-95 NU yang dilaksanakan oleh PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung di aula gedung PCNU setempat, Jumat (30/3) malam.
Merealisasikan hal ini, Gus Hayid mengajak seluruh elemen Jamiyah NU untuk merapatkan barisan memperkuat dakwah di tengah gempuran kelompok dan media-media yang menyebarkan paham radikal serta gemar menyalah-nyalahkan amaliah orang lain.
"Kita berkewajiban merawat dan menjaga jamiyah dan amaliah NU. NU didirikan oleh para ulama untuk menjaga amaliah Ahlussunnah wal Jamaah. NU itu melewati ruang batas dan waktu. Karena walaupun kita nanti mati, NU akan tetap hidup," pungkasnya. (adi)