Pengelola Wisata Pantai Keluhkan Sampah Kiriman
Pengelola wisata pantai di wilayah Banyuwangi utara mengeluhkan banyaknya sampah kiriman yang mengotori kawasan pantai. Sampah kiriman itu mulai memenuhi area pantai sejak datangnya musim hujan. Sampah kiriman ini ada yang berupa sampah organik. Namun tidak sedikit pula sampah plastik.
"Ini sangat menggangu aktivitas di kawasan pantai. Wisatawan juga tidak merasa nyaman dengan keberadaan sampah-sampah ini," kata Ketua Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Pesona Bahari, Abdul Azis, Selasa, 4 Februari 2020.
Sampah kiriman itu semakin hari semakin banyak. Tidak hanya mengotori pantai, sampah juga membuat perairan selat Bali khususnya bagian Utara tampak kotor. Keberadaan sampah di perairan selat Bali ini juga mengganggu aktivitas nelayan dan pengelola perahu wisata.
"Kalau perahu melintas diperairan yang banyak sampahnya harus hati-hati. Plastiknya bisa nyangkut ke baling-baling perahu," jelas Abdul Azis.
Pria yang dikenal dengan panggilan Azis ini menyebut, anggota Pokmaswas bersama nelayan setiap hari selalu membersihkan sampah tersebut. Karena jika tidak dibersihkan akan terus menumpuk.
"Setiap hari pagi dan sore kita bersihkan. Sekali kita bersihkan sampahnya bisa lebih dari 4 bak motor roda tiga," ungkap dia.
Azis menambahkan, jika pagi hari dibersihkan, tengah hari sampah kiriman itu sudah menumpuk kembali. Sehingga mau tidak mau sore hari harus dibersihkan lagi.
Dia menduga sampah itu merupakan kiriman dari wilayah hulu sungai. Sampah organik seperti ranting pohon dan dedaunan kemungkinan berasal dari alam. Namun kalau sampah plastik dia meyakini masyarakat sengaja membuang sampah rumah tangga ke sungai.
"Saya meminta kepada semua masyarakat khususnya masyarakat yang di hulu sungai maupun diperkotaan tidak membuang sampah sembarangan," pungkasnya.