Pengelola Darmo Park Enggan Disalahkan sebagai Penyebab Banjir
Pengelola Pertokoan Darmo Park enggan disalahkan atas banjir sepinggang yang terjadi pada Rabu 15 Januari kemarin. Mereka berdalih, jika banjir bisa menghanyutkan apa saja. Sehingga menutup saluran air.
"Ya terserah orang ngomong apa, yang namanya banjir, semua bisa bawa apa saja termasuk sampah, bahkan kasur saja bisa terbawa. Kalau tak dibuka ya tak mungkin, wong posisi hujan deras," kata salah satu karyawan pengelola Darmo Park yang enggan disebutkan namanya.
Kata dia, sebenarnya saluran air yang dimiliki oleh Pertokoan Darmo Park merupakan saluran terbesar yang ada di kawasan Mayjend Sungkono, Surabaya. Dia bahkan menyebut jika saluran air ini selalu dicek oleh petugas dari Pemerintah Kota Surabaya untuk dibersihkan setiap beberapa bulan sekali.
"Yang jelas dari awal kita yang terbesar (saluran air) di kawasan Mayjend Sungkono. Bisa dicek, namun karena sekarang tertutup pintu airnya, jadi gak kelihatan,” kata dia.
Sementara, salah satu penjaga Darmo Park yang juga tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, saat hujan deras, pintu air pasti akan selalu dibuka oleh pihak Darmo Park.
"Pasti dibuka, kalaupun bukan pihak kita yang membuka, ada satpam dari Karaoke Happy Puppy, depannya pas kan pintu air. Kalau mereka gak buka, terus banjir, mereka dapat pelanggan karaoke dari mana," kata dia.
Menurutnya, kawasan Darmo Park memang sudah langganan banjir sejak dulu.
"Ya pasti langganan banjir, terus kalau ada kabar pengelola menolak pembangunan box culvert, ya gak mungkin. Mana ada pengelola yang mau tempatnya kebanjiran, dan ditawari solusi menolak," katanya.
Reporter ngopibareng.id sudah berusaha untuk meminta keterangan dari pimpinan pengelola Pertokoan Darmo Park soal banjir sepinggang yang menimpa pertokoan ini. Namun setelah ditunggu dua jam, pimpinan Pertokoan Darmo Park tak menampakkan batang hidungnya di kantor. Pun demikian juga saat mencoba konfirmasi lewat telepon, karyawan menolak memberikan nomor yang bisa dihubungi.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati menyebut jika banjir yang terjadi di pertokoan Darmo Park disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kecilnya saluran air di Darmo Park dan tersumbat dedaunan. Kemudian, ada keengganan pemilik Darmo Park yang tak mau dipasang box culvert juga menjadi salah satu penyebabnya.
Kata Erna, sebenarnya Pemkot Surabaya sejak tahun 2017, sudah akan membangun trotoar. Namun, atas rencana ini, Pemkot Surabaya membutuhkan izin dari pemilik pertokoan. Izin itu perlu diminta karena saat akan membangun box culvert, pekerja proyek harus membongkar pagar pertokoan Darmo Park. Tujuannya agar box culvert yang besar itu bisa masuk.
Sayangnya, atas pengajuan izin yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya itu, pemilik pertokoan Darmo Park tak memberikan izin. Padahal dari Pemkot Surabaya sudah memberikan garansi kalau pekerjaan selesai, pagarnya akan diperbaiki oleh Pemkot Surabaya.
“Hasilnya, seperti itu. Mereka masih sering banjir mulai seperti kemarin,” kata Erna kepada awak media, Kamis 16 Januari 2020 di Balai Kota Surabaya.
Keengganan pemilik memberikan izin itulah yang menyebabkan banjir setinggi pinggang orang dewasa dan merugikan banyak pengendara motor maupun mobil. Banjir setinggi pinggang orang dewasa itu merendam puluhan motor dan mobil.