Pengecatan Pesawat RI-1 Telan Rp2 Miliar, Pemerintah Tak Peka
Pengecatan ulang pesawat Kepresiden RI atau BJ-2 mendapat kritikan dari banyak pihak. Pengamat politik Rafly Harun, menilai pengecatan pesawat kepresidenan di tengah pandami Covid-19 menunjukkan kepekaan sosial Pemerintahan Jokowi merosot.
"Dalam kondisi masyarakat sedang susah akibat Covid-19 dan kebijakan PPKM, pemerintah menghambur-hamburkan uang sekadar untuk menyenangkan Presiden," kata Rafly Harun saat dihubungi Ngopibareng.id, Selasa, 3 Juli 2021.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera secara terpisah mengatakan, ini bukti keprihatinan yang dilontarkan pemerintah akibah pandemi hanya sebuah retorika. Berbeda antara ucapan dan perbuatan.
"Rakyat bingung karena ekonomi carut-marut dan penanganan pandemi Covid-19 yang salah urus, kok malah ngecet pesawat," kata Mardani.
Ia menilai langkah yang kurang pas ini bisa menurunkan kepercayaan rakyat. Masak ngecat pesawat Kepresidenan harus sekarang, nggak bisa ditunda, tanya politisi PKS.
"Yang dilihat rakyat kerjanya bagaimana, bukan warna cat pesawatnya. Meskipun cat pesawat presidennya keren tapi rakyatnya pontang-panting akibat kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, apa bangganya," tutur Mardani dalam pesan singkat 3 Agustus 2021.
Kritikan serupa, atau bahkan yang lebih pedas juga dilontarkan oleh netizen di media sosial. Ada yang menilai pengecatan pesawat kepresidenan ini ide dari pejabat ABS. Presiden Jokowi seharusnya menolak supaya tidak disebut sama saja.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan pesawat Kepresidenan RI atau BJ 2 dicat ulang karena memang sudah waktunya untuk diperbarui. Selain itu, kata dia, ada beberapa bagian cat pesawat yang sudah terkelupas.
"Mengenai cat, memang sekalian diperbarui karena sudah waktunya untuk diperbarui," kata Heru kepada wartawan, Selasa 3 Agustus 2021. Ia juga membenarkan biaya pengecatan pesawat Kepresidenan mencapai Rp2 miliar
"Ada beberapa bagian yang sudah terkelupas," sambungnya.
Menurut dia, pesawat Kepresidenan-1 sudah memasuki usia tujuh tahun yang secara teknis memang harus memasuki perawatan besar, yakni overhaul. Heru menyampaikan perawatan pesawat ini diperlukan untuk keamanan penerbangan.
"Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan," ucapnya.
Adapun pesawat yang kerap dipakai Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk kunjungan kerja ini dicat dengan warna merah putih. Pemilihan warna ini sesuai dengan warna bendera Indonesia.
"Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan: merah putih, warna bendera nasional," jelas Heru.
Sebelumnya, pengamat penerbangan Alvin Lie yang mengkritik pesawat Kepresidenan telah berganti warna menjadi merah putih. Dia menilai bahwa pengecetan ulang pesawat merupakan bentuk foya-foya.
Alvin Lie mengungkap biaya pengecetan ulang pesawat Kepresidenan B737-800 sangat fantastis, mencapai 100 ribu dolar AS sampai 150 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,4 miliar hingga Rp2,1 miliar.