Pengaspalan Lantai Jembatan Kedungasem Ditolak PU Jatim
Pengaspalan lantai Jembatan Kedungasem di Jalan KH Hasan Genggong, Kota Probolinggo yang direncanakan selesai akhir Oktober 2021 ini, ternyata tertunda. Soalnya, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Jatim meminta, pengaspalan ditunda hingga cor lantai jembatan benar-benar kering.
Sehingga diperkirakan 1 November 2021 mendatang, pengaspalan lantai jembatan di jalan nasional Probolinggo-Lumajang itu mulai dikerjakan.
Soal mundurnya proses pekerjaan Jembatan Kedungasem dibenarkan Agus Heri, General Superintendent PT Feva Indonesia, kontraktor yang menggerjakan proyek jembatan.
”Awalnya kami berencana mengaspal lantai jembatan pada 28 Oktober lalu. Pekerjaan proyek jembatan itu ya tinggal pengaspalan lantai jembatan,” katanya kepada wartawan, Minggu, 31 Oktober 2021.
Sisi lain, DPU Jatim meminta pengaspalan dilakukan 1 November 2021. Sebenarnya, pengaspalan lantai jembatan biasa dilakukan setelah beton lantai jembatan berumur 14 hari.
Agus menjelaskan, berdasarkan hasil tes, kondisi lantai jembatan sudah memenuhi syarat untuk diaspal. Tetapi DPU Jatim minta pengaspalan mundur menjadi 1 November untuk memaksimalkan umur beton lantai jembatan.
Disinggung molornya pengerjaan Jembaan Kedungasem, Agus menepisnya. “Bukan molor, tetapi DPU Jatim meminta pengaspalan ditunda agar umur beton lantai jembatan maksimal,” ujarnya.
Karena itu tidak ada sanksi terkait tertundanya pengaspalan lantai jembatan yag melewati batas kontrak ini.
Berdasarkan pengamatan, jembatan dengan lebar 14 meter dan panjang 27 meter itu sudah hampir selesai. Oprit jembatan sudah diaspal dan pagar jembatan juga sudah terpasang.
Seperti diketahui, Jembatan Kedungasem (lama) ambrol pada 2 Mei 2020 lalu. Kerusakan jembatan itu diduga karena sudah tua karena dibangun pada 1978 silam.
“Sudah setahun lebih kami harus memutar jauh untuk menghindari proyek Jembatan Kedungasem. Mudah-mudahan segera selesai, awal November mendatang,” ujar Suyono, warga Jalan Kaptenn Saroe, Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kabupaten Probolinggo.
Bahkan warga di timur Sungai Kedungasem yang hendak ke pasar tradisional di sebelah utara Jembatan Kedungasem terpaksa melewati jembatan darurat. “Kami bergotong-royong membuat jembatan darurat dari bambu agar mudah ke pasar. Jembatan darurat itu sempat amblas dilanda banjir, kemudian kami bangun lagi,” kata guru swasta itu.
Advertisement