Pengantar Jenazah Nyai Miek Cium Wewangian Yang Tak Ada di Dunia
Bu Nyai Lilik Suyati atau akrab dipanggil Bu Yat atau Bu Nyai Miek, istri KH Chamim Thohari Djazuli (almarhum) meninggal dunia pada Minggu, 6 Oktober 2019 pukul 19.50 WIB.
Beragam cerita mengiringi kepergiaan ibunda KH Agus Sabuth Pranoto Projo ini. Di antara cerita yang cukup viral adalah keluarnya bebauan yang cukup wangi dari jenazah almarhum.
Kisah ini diceritakan oleh Zeus Agung Nugroho yang merupakan bagian dari Tim Rescue Ambulan yang mengantarkan jenazah dari rumah sakit hingga ke rumah duka di kompleks Pesantren Al Falah, Ploso Kediri.
Keluarnya aneka bebauan wangi ini dikisahkan oleh seorang jemaah Dzikrul Ghofilin asal Nganjuk yang saat ini tinggal di Surabaya, Muhammad Najhan Athoillah.
"Mas Zeus Agung Nugroho mengaku mendapati pengalaman luar biasa. Sejak prosesi di rumah sakit, selama perjalanan, hingga tiba di pondok, tercium aroma wangi yang sangat luar biasa. Bahkan ini dirasakan juga oleh seluruh timnya yang mendampingi jenazah hingga ke rumah duka" kata Najhan.
Wewangian ini tentu sangat berbeda dari wewangian yang biasanya ada di dalam ambulan jenazah. Bahkan Zeus mengatakan wangi yang muncul tidak pernah dia cium sebelumnya.
"Sangat berbeda dengan wewangian biasanya. Ini sangat wangi tapi langsung membuat dingin dan tenteram di jiwa yang menghirupnya," ujarnya.
Selama ini, Bu Nyai Miek memang merupakan sosok Bu Nyai penghafal Al Quran yang sangat santun dan menyejukkan. Beliau selalu bisa menentramkan siapapun yang berbicara dengan beliau.
Selepas meninggalnya Gus Miek, Bu Nyai Miek-lah yang melanjutkan mendidik enam putra-putrinya. Dengan penuh perjuangan, Bu Nyai Miek bisa mengantarkan putra-putrinya meneruskan dakwah Gus Miek.
Gus Miek dan Bu Nyai Miek dikaruniai enam anak empat putra dan dua putri. Di antaranya ialah H.Agus Tajjuddin Heru Cokro, H.Agus Sabuth Pranoto Projo, Agus Tijani Robert Syaifunnawas, H.Agus Orbar Sadewo Ahmad, Hj. Tahta Alfina Pagelaran, Ning Riyadin Dannis Fatussunnah.
Jenazah almarhumah Bu Nyai Miek dimakamkan di Makam Tambak Kediri, Senin 7 Oktober pukul 08.00 WIB. Sejumlah tokoh turut melakukan Shalat Jenazah untuk istri tercinta Gus Miek, almaghfurlah.
Terlepas kesantunannya, Bu Nyai Miek ternyata juga meninggalkan kisah romantis dengan Gus Miek. Bu Nyai Miek ini tidak pernah mondok atau sekolah yang ada hubungannya dengan pelajaran agama Islam. Akan tetapi Gus Miek menyukainya dan menikahinya.
Sewaktu Nyai Miek menjadi istrinya, malam pertama sampai malam ke 30 Nyai Miek tidak pernah keluar kamar. Itu merupakan kemauan dari Gus Miek. Selama 30 hari di kamar tidak boleh bertemu dengan siapapun kecuali dengan Gus Miek.
Apabila lapar, makanan akan diantarkan ke kamarnya dan segala kebutuhan disiapkan oleh Gus Miek. Ini adalah cara Gus Miek mengajari istrinya 30 hari diajarkan ilmu-ilmu agama dan 30 hari pulalah Nyai Miek menghafal Al-Quran 30 juz.
Nyai Miek sangat berubah setelah menikah dengan Gus Miek. Bu Nyai Miek yang awalnya hanya seorang perempuan biasa pemain tenis meja yang tidak mengerti kaitannya dengan ilmu-ilmu agama menjadi mengerti ilmu-ilmu agama karena diajari oleh Gus Miek.
Demikianlah kisah cinta keduanya, yang terus dikenal masyarakat, khususnya umat Islam dan warga Nahdliyin.
Advertisement