Penganiayaan Pelajar SMP di Pasuruan, Begini Kondisi Korban
Penganiayaan terjadi antara pelajar SMA dan SMP di Pasuruan. Dua korban penganiayaan, kini telah mendapatkan perawatan. Satu di antaranya melanjutkan pengobatan di Jakarta.
Korban Penganiayaan Pasuruan
Tamba Musta Harianja, kuasa hukum dua korban menjelaskan jika DLH, satu korban sudah kembali ke asramanya. Sedangkan FG melanjutkan pengobatan di Jakarta. "Mau diurut karena tangannya terkilir," katanya dikutip dari detik.com, Minggu 27 Maret 2022.
Dua korban SMP yang dianiaya seniornya di SMA di Pasuruan juga sudah menjalani visum, untuk bukti di Polres Pasuruan.
Namun ia mengaku belum mendapatkan hasil peninjauan dari kondisi psikologis dua korban dari dinas perlindungan anak setempat. Menurut Tamba, mereka telah melakukan peninjauan psikologi pada Jumat lalu.
Ia juga menambahkan jika dua korban penganiayaan seniornya di SMP Advent, berencana melanjutkan sekolah jenjang SMA di tempat lain. "Sekarang kelas tiga. Rencananya akan meneruskan sekolah hingga lulus SMP. Makanya tinggal ujian nanti habis ujian tidak melanjutkan SMA di situ," katanya dikutip dari detik.com, pada Minggu 27 Maret 2022.
Peristiwa Penganiayaan
Sebelumnya diketahui lima pelajar SMA melakukan penganiayaan pada dua pelajar SMP, juniornya di SMP advent.
Mereka diculik dari kamar asrama, dan dibawa ke sebuah tempat untuk dianiaya, pada Sabtu 19 Maret 2022.
Setidaknya ada 9 jenis penganiayaan mulai tendangan, pukulan, cambukan, hingga sundutan rokok di punggung siswa. Orang tua siswa yang mengetahui kejadian ini langsung melapor ke polisi. Mereka menuntut pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kini polisi menetapkan lima pelaku penganiayaan, yaitu pelajar SMA Advent Pasuruan, sebagai tersangka.
Advertisement