Pengangguran Didominasi SMA/SMK karena Pilih-Pilih Pekerjaan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (RI) Ida Fauziyah menyebut, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dari angka 5,8 persen di tahun 2022 menjadi 5,32 persen di tahun 2023 ini.
Menurut Ida, hal ini bisa terjadi lantaran ada perkembangan ekonomi yang cukup pesat usai pandemi Covid-19. Peningkatan ekonomi sejalan dengan penyerapan tenaga kerja.
Dalam paparannya di acara Menaker Talk 'Building Work Ethich and Creative Mindset' Ida Fauziyah membeberkan bahwa angka pengangguran yang ada saat ini didominasi oleh lulusan SMK dan SMA, ketimbang lulusan SD hingga SMP.
"SMK dan SMA menyumbang 17, 4 persen angka pengangguran, lalu disusul oleh lulusan Diploma dan S1. Justru lulusan SD dan SMP menyumbang angka paling kecil sebesar 4,8 persen," terangnya di Unusa, Jumat, 22 Desember 2023.
Ida menjelaskan, hal ini terjadi lantaran lulusan SD atau SMP bekerja tidak sesuai kompetensi yang dimiliki atau bahkan tidak membutuhkan kompetensi. Alhasil, banyak tenaga kerja yang lebih terserap.
"Sebaliknya, lulusan SMK, Diploma atau S1 yang merasa memiliki kompetensi tinggi justru lebih memilih-milih pekerjaan. Banyak lapangan pekerjaan tetapi kemungkinan mereka tidak memiliki kompetensi sesuai kebutuhan pasar kerja," terang Ida.
Pihaknya menyadari bahwa hal tersebut adalah tantangan di masa depan. Terlebih Indonesia akan memiliki bonus demografi pada tahun 2030 mendatang.
"Akan menjadi masalah jika penduduk usia produktif banyak, tapi tidak bisa menyiapkan lapangan pekerjaan untuk mereka," tambahnya.
Melihat masalah tersebut, Kemnaker RI menyiapkan link and match yang mempertemukan pencari kerja dan pembuka lapangan pekerjaan, baik dari pemerintahan ataupun pihak swasta.
"Kami menyiapkan aplikasi SIAPKerja, tak hanya untuk pencari kerja tapi juga bagi mereka yang ingin memulai usaha. Dengan seperti ini diharapkan link and match sehingga angka pengangguran terbuka terus bisa ditekan," tandasnya.
Sementara itu, aktor dan sutradara muda, Bayu Skak yang ikut hadir dalam acara tersebut berpendapat bahwa berpikir kreatif adalah solusi bagi permasalahan pekerjaan anak muda.
"Berpikir kreatif adalah solusi, supaya terlihat beda dan dipilih ya harus kreatif, karena itu yang membuat kita berbeda dari lainnya," kata Bayu.
Bayu yang memiliki pengalaman di bidang perfilman juga sependapat dengan Ida Fauziyah bahwa anak muda sekarang lebih pilih-pilih dalam pekerjaan. Padahal, ungkapnya, untuk mencapai sesuatu dimulai dari 0.
"Saya untuk menjadi seperti ini juga tidak langsung, tapi dari 0 dulu. Misalnya kalian ingin menjadi sutradara tidak masalah kalau harus belajar dari bawah, belajar memegang lampu dan lainnya sambil terus meng-uprade kemampuan," tandasnya.