Pengangguran di Surabaya Turun 2%, Anggaran APBD Ditambah
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, angka pengangguran di Kota Pahlawan turun sebanyak 2 persen. Hal ini diketahui dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya pada triwulan 2 tahun 2022.
Dalam laporan BPS itu, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2022 menurun 2 persen, tepatnya di angka 7,62 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 9, 68 persen.
Menurut Eri Cahyadi, penurunan angka pengangguran ini adalah bentuk keberhasilan alokasi APBD Pemkot Surabaya, dengan penguatan UMKM, pemulihan tempat wisata dan banyaknya padat karya.
“Ini berarti APBD yang kita tetapkan dengan DPRD Surabaya berhasil, terbukti dengan adanya penurunan angka pengangguran ini,” ujarnya, Sabtu, 19 November 2022.
Eri Cahyadi menjelaskan, APBD Surabaya tahun 2022 yang digunakan untuk penguatan UMKM dan padat karya hanya sekitar Rp100 miliar dan terbukti dampaknya sangat luar biasa.
Lanjut Eri Cahyadi, APBD tahun 2023 yang sudah disahkan bersama DPRD Surabaya, anggaran ekonomi kerakyatan melalui penguatan UMKM dan padat karya itu sebesar Rp3 triliun.
“Makanya, ini harus kita ambil dan harus dimanfaatkan oleh warga. Dengan bersinergi, saya yakin pengangguran akan semakin turun dan kemiskinan di Kota Surabaya bisa semakin berkurang,” terangnya.
Eri Cahyadi berharap pada 2023 mendatang, di mana anggaran untuk UMKM bertambah, sinergi pemkot dan masyarakat semakin kuat dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
“Dengan cara ini, insya Allah warga tidak hanya mengandalkan bantuan semata, karena mereka sudah bisa berusaha dan sudah mendapatkan penghasilan. Jadi, ayo ke depan kita terus bangkit bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Febrina Kusumawati mengatakan, salah satu fokus Pemkot Surabaya di tahun 2022 adalah mengatasi pengangguran yang meningkat akibat terjadinya pandemi COVID-19.
Hal itu dilakukan dengan upaya penguatan sektor UMKM, pemulihan wisata, dan program padat karya.
“Makanya, banyak Rumah Padat Karya yang dibentuk di seluruh kecamatan di Surabaya, dan itu banyak menyerap tenaga kerja, sehingga secara otomatis pengangguran bisa semakin berkurang,” tandasnya.