Pengamen Keroncong di Batu Tak Sangka Dicari Komposer Addie MS
Pasangan suami istri Eno Harianto dan Rusmiati dicari oleh komposer Addie MS. Ini bermula dari video pasangan berusia 56 tahun itu sedang bermain musik keroncong itu ditonton oleh musikus kenamaan Tanah Air tersebut melalui media sosial Twitter.
Dalam Twitter pribadinya, Addie MS mengomentari video berdurasi 1,36 menit di mana Rusmiati sedang menyanyikan lagu keroncong. "Ada yang tahu di mana ibu ini berada?," demikian cuit konduktor Twilite Orchestra itu.
Pemain keroncong yang dicari oleh Addie MS tersebut tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Dewi Sartika RT 04 RW 09 Kecamatan Temas, Kota Batu, Jawa Timur.
Eno mengatakan bahwa divideo tersebut istrinya sedang menyanyikan lagu rohani dengan judul 'Kesempatan'. Peristiwa tersebut terjadi pada minggu lalu.
"Kalau video ini saya ingat di daerah Bengawan Solo di Jalan Serayu, Kota Malang. Saya ingat ini waktu itu hujan gerimis kami jalan sambil ngamen. Ada ibu-ibu request lagu Kesempatan, itu lagu rohani," ujarnya, pada Kamis 30 Desember 2021.
Eno mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka jika video mereka berdua yang sedang memainkan musik keroncong tersebut sampai menyita perhatian dari komposer kenamaan Addie MS.
"Saya dari kemarin itu tidak menyangka (dicari Addie MS), kok sampai segitunya ya. Dari kecil sampai tua kerjaannya kan gini kan Mas (main musik keroncong)," katanya.
Ada yg tahu dimana ibu ini berada? https://t.co/om5LdL5mSA
— ADDIE MS (@addiems) December 26, 2021
Tujuh Tahun Mengamen
Eno bersama istrinya Rusmiati, sudah tujuh tahun lamanya menjadi pasangan duet keroncong. Mereka berdua ngamen mulai pagi hingga siang hari di jalanan hingga masuk gang di Kota Malang.
"Kalau untuk penghasilan per hari dari ngamen itu tidak tentu ya. Kadang ada yang ngasih, kadang tidak ada. Tapi kalau dirata-rata bisa Rp50 ribu sampai Rp100 ribu sehari," ujarnya.
Sebelum pandemi Covid-19, Eno dan Rusmiati mendapatkan job untuk mengisi musik keroncong di Museum Angkut, Kota Batu tiap akhir pekan. Namun, karena pandemi Covid-19, kini mereka hanya mengandalkan mata pencahariannya dengan cara mengamen.
"Saat itu kami mengisi di Museum Angkut untuk pariwisata. Per bulan diberi honor sebesar Rp400 ribu per orang," katanya.
Sementara itu Rusmiati mengatakan bahwa terkait bernyanyi keroncong dirinya belajar secara otodidak dengan mendengar penyanyi seperti Soendari Soekoco, Waljinah, Gesang hingga Hetty Koes Endang.
"Kalau kroncong itu kan temponya lambat dan mendayu-dayu. Pengaturan napasnya juga harus panjang. Dulu sebelum nyanyi keroncong saya penyanyi dangdut. Tapi karena faktor usia, dangdut itu kan harus energik. Maka saya mendalami musik keroncong," ujarnya.
Advertisement