Pengamat: Dominasi PKB Di Sidoarjo di Pilkada 2020 Sulit Dijegal
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengatakan, partai manapun akan sulit menjegal dominasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Pemilihan Bupati Sidoarjo 2020.
“Menurut saya dominasi PKB di Sidoarjo masih sulit digoyahkan. Pemilih Sidoarjo di rural area (kawasan pedesaan) masih dominan jika dibandingkan dengan wilayah urban (wilayah perkotaan). PKB saya prediksi masih akan dominan dalam Pilkada besok,” kata peneliti Surabaya Survey Center itu kepada ngopibareng.id, Rabu 1 Januari 2020.
Ia menambahkan, alasannya karena Sidoarjo merupakan basis Nahdlatul Ulama (NU) yang lebih banyak berafiliasi ke PKB. Itu terbukti dalam dua periode pemilihan kepala daerah meski PKB bergerak sendiri selalu bisa mengandaskan lawannya.
Bukti lainnya adalah, PKB Sidoarjo tetap menjadi pemenengan pada Pileg 2019 lalu meski perolehan secara nasional dimenangkan oleh PDI Perjuangan.
“Menurut saya dominasi PKB di Sidoarjo masih sulit digoyahkan. Pemilih Sidoarjo di rural area (kawasan pedesaan) masih dominan jika dibandingkan dengan wilayah urban (wilayah perkotaan). PKB saya prediksi masih akan dominan dalam Pilkada besok,” kata peneliti Surabaya Survey Center itu.
Karena itu, ia menyatakan, partai pemenang sekelas PDI Perjuangan yang turut mengantarkan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin juga akan sulit menjegal dominasi PKB.
“Peningkatan suara PDI Perjuangan di Sidoarjo memang tidak bisa dianggap remeh, tetapi menurut saya tetap sulit mengoyahkan dominasi PKB,” ujar Rokim.
Walau sulit dijegal, Rokim mengatakan, PKB tentu bisa saja kalah jika calon yang terpilih dan mesin partainya lengah dalam melakukan sosialisasi dengan program-program unggulan yang mempercepat peningkatan kesejahteraan di Kota Udang tersebut.
Ia menjelaskan, berbatasannya langsung dengan Surabaya membuat masyarakat Sidoarjo memiliki ekspetasi agar dapat seperti Surabaya. Salah satu yang banyak terdengar adalah masalah jalan yang masih sempit sehingga terjadi kemacetan saat masuk atau keluar Sidoarjo.
“Sebenarnya kalau melihat hasil Pileg lalu kita bisa membaca bagaimana ekspektasi pemilih Sidoarjo mulai ada perubahan. Apalagi Sidoarjo berimpitan dengan Surabaya, tentu pemilih bisa membandingkan head to head Surabaya dan Sidoarjo yang nampak ada ketimpangan,” katanya.
Karena itu, Rokim mengatkaan, sebagai partai dominan PKB harus bisa menunjukkan langkah-langkah taktis menjawab ekspektasi masyarakat agar bisa menyiapkan calon pemimpin yang punya daya kejut, agar bisa membawa Sidoarjo mengikuti gerak dinamika pembangunan Surabaya yang pesat dan memuaskan.