Pengamat Sepakbola Ini Sebut Hukuman PSMP Salah Sasaran
Hukuman PS Mojokerto Putra (PSMP) yang mendapat larangan di kompetisi Liga 2 musim 2019, dinilai salah sasaran. Hal ini seharusnya di berikan kepada pengelola bukan klub.
Pengamat sepakbola, Hanafing menyebut keputusan komite disiplin PSSI yang menghukum PSMP tidak berkompetisi tidak tepat sasaran. Pasalnya pihak yang terlibat kasus pengaturan skor bisa jadi tidak dari pengelola tim.
"Mestinya oknum atau pengelola yang disanksi berat. Mereka tidak boleh lagi aktif seumur hidup di sepakbola naungan PSSI," kata Hanafing saat dihubungi, Minggu 23 Desember 2018 pagi.
Namun Habafing menilai dalam kasus ini masih abu-abu. Karena hingga kini belum tau permasalahan yang detail.
Hanya saja ia menyimpulkan dari hukuman yang diterima PSMP ini adalah klub dijadikan alat untuk melakukan match fixing oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Kalau PSMP dijadikan alat untuk hal itu, nah baru klub bisa diistirahatkan hingga menemukan pengelola yang baru," ujar dia.
Seperti diketahui, Komite Disiplin PSSI mengeluarkan keputusan terkait dugaan kasus Match Fixing. Komdis menghukum PS Mojokerto Putra dengan sanksi tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia musim 2019.
Selain klub, pemain Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma dihukum larangan beraktifitas dalam kegiatan sepakbola di lingkungan PSSI seumur hidup. (hrs)