Pengamat Sebut Anies dan Ganjar Kalah oleh Dirinya Sendiri
Mencermati perkembangan hasil quick count lembaga survei dan real count KPU memperlihatkan perolehan suara pasangan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka semakin tidak terkejar.
Hasil quick count terakhir suara Prabowo-Gibran mendapat 58,48 persen suara, Anies-Muhaimin 25,21 persen, dan Ganjar-Mahfud 16,31 persen. Hasil ini hampir menyamai real count KPU.
Meskipun dalam UU Pemilu yang diakui adalah hitungan manual yang dilakukan oleh KPU secara berjenjang, tapi hasil kedua hitung cepat itu memberi gambaran Paslon nomor urut 2 berpotensi menang dalam satu putaran.
Pengamat politik Rocky Gerung berpandangan, pasangan Anis-Muhaimin dan Pasangan Ganjar-Mahfud dikalahkan oleh dirinya sendiri, bukan oleh keperkasaan Prabowo-Gibran.
"Paslon nomor 1 dan nomor 3 dikalahkan oleh kesombongan dan keangkuhan, yang dipertontonkan waktu debat maupun saat kampanye terbuka, pendukungnya juga kerap mengejek dan mempermalukan Prabowo-Gibran dengan kata-kata yang tak pantas," kata Rocky Gerung kepada Ngopibareng.id, Senin, 19 Februari 2024.
Ganjar dan Mahfud MD juga menyerang Presiden Jokowi, sementara Mahfud adalah bagian dari kabinet Jokowi sebagai Menkopolhukam.
Mahfud sebelum jadi cawapres, merupakan pemuji dan sering pasang badan untuk Jokowi. Sebab itu, Rocky melihat kejadian ini sesuatu yang lucu.
Musuh politik Jokowi itu kemudian membandingkan dengan kesejukan dan jiwa besar Prabowo dalam debat Capres terakhir. Prabowo Subianto dengan lembut meminta maaf kepada pasangan Anies-Muhaimin dan pasangan Ganjar-Mahfud.
Permintaan maaf itu juga disampaikan kepada KPU dan Bawaslu serta masyarakat Indonesia. Ia minta bila ada kesalahan selama kampanye. "Secara moral permintaan maaf ini merupakan senjata pamungkas yang dahsyat bagi Prabowo yang tidak dimiliki capres lain," puji Rocky.
Pengamat politik yang punya hobi naik gunung ini mengakui, sebelumnya ragu pasangan Prabowo-Gibran bisa memenangkan kontestasi Pilpres, tapi fakta membuktikan, kesombongan Anies dan Ganjar membuat Prabowo-Gibran mendapat empati, sedang Anies sebaliknya antipati yang diperoleh.
"Saya pernah bilang pada anda (ngopibareng.id) orang tergelincir karena kerikil bukan karena bongkahan batu besar, dan orang kepleset itu karena kulit pisang bukan pohon pisang," ujar Rocky.
Belajar Ilmu Komunikasi
Guru besar ilmu komunikasi Universitas Indonesia (Ui) Ibnu Hamat dihubungi terpisah mengatakan kali ini sependapat dengan pemikiran Rocky Gerung.
Pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud kalah oleh perbuatannya sendiri akibat komunikasinya yang buruk.
Anies menjadi sombong karena kepintarannya dalam berorasi dan merangkai kata-kata. Sedang, Ganjar menjadi angkuh karena yakin semua kader PDI Perjuangan akan nurut pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati.
Tapi realisasi di lapangan berbeda. Dalam kontestasi barisan banteng moncong putih kalah di kandangnya sendiri. "Saya kaget perolehan suara Pak Ganjar kok, serendah itu, tapi masih lebih tinggi dari angka yang diberikan Pak Ganjar pada Pak Prabowo sebagai Menhan, yaitu 5," katanya sambil tertawa saat ngobrol dengan ngopibareng.id seusai shalat subuh, Senin, 19 Februari 2024.
Menurut Ibnu, pada debat terakhir, Anies dan Ganjar seorang memanfaatkan momen tersebut untuk memperbaiki cara berkomunikasi dan kata-kata yang santun. Tapi hal itu tidak dilakukan bahkan tetap memperlihatkan keangkuhan. Pemirsa debat ikut terkesima ketika Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf kepada lawannya, Anies dan Ganjar.
"Pak Probowo dan Mas Gibran yang diserang oleh lawannya justru yang minta maaf, di sinilah orang bijak akan menilai siapa sebenarnya Prabowo, Anies dan Ganjar itu," kata Ibnu.
Kekalahan telak yang dialami capres cawapres nomor urut 1 dan 3 merupakan jawaban dari sebuah keangkuhan yang dilakukannya. Sedang suara terbanyak yang diperoleh pasangan Prabowo-Gibran sebesar 58,48 persen adalah buah kesabaran dan komunikasi baik yang dimiliki, tulus, santun dan hormat pada orang lain.
"Ini kunci kemenangan Prabowo-Gibran di samping elektabilitasnya yang memadai untuk menerima amanat dari rakyat, untuk menjadi presiden dan wakil presiden," ujar Ibnu.