Pengamat: Apa Dasar Kubu Prabowo Sebut KPU Curang?
Pengamat Politik, Suko Widodo, menganggap salah input data di website KPU itu hal yang wajar, menurutnya yang tidak wajar adalah mengajak orang tidak menghargai dan menuduh KPU curang.
"Kita tahu kemarin Pemilu itu capek, soalnya serentak kan lima surat suara, persiapan itu sangat banyak. Apalagi penghitungan, bukan sampai jam 12 malam lho, malah sampai subuh kan hitungnya. Jadi salah input itu mungkin mereka kurang fokus dan kelelahan, wajar kok," ujar Suko.
Ia justru menyayangkan ada pihak-pihak yang sengaja mengadu domba antara masyarakat, partai politik, capres, dan KPU.
"Tidak wajar saat ada yang bilang KPU curang, padahal kedua belah pihak juga ada yang dirugikan, jangan bangun trust buruk kepada KPU. Lebih bijak apabila sama-sama menunggu hasil resmi KPU, toh alur penghitungan dari bawah hingga pusat nanti juga ada saksi dan bawaslu, kalau ada kecurangan itu bisa dilaporkan," lanjutnya.
Bagi Suko, para politikus terutama calon presiden harus memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat Indonesia guna menyongsong kehidupan politik di masa depan.
"Para capres harusnya ngajari orang-orang untuk bertindak baik, sabar menunggu hasil KPU. Kalau mau klaim kemenangan silakan, tapi harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan fakta di lapangan, jadi tidak boleh memanipulasi. Kalau quickcount, kan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," ungkap Suko.
Dia kurang setuju dengan langkah yang dilakukan oleh Tim BPN Prabowo-Sandi yang sudah memberikan contoh kurang bijak kepada masyarakat yang sejak awal terkesan meragukan netralitas dan profesionalisme KPU.
"Sangat disayangkan Pak Prabowo dan pendukungnya kurang bijak dari awal saat berbicara apabila Prabowo kalah berarti KPU curang. Itu kan tidak baik bagi masyarakat, bolehlah untuk menguatkan basis pendukung, namun kurang etis saja," ujar Humas Universitas Airlangga tersebut.
Saat disingung mengenai tidak hadirnya Sandiaga dalam klaim kemenangan Prabowo, serta beredarnya surat Susilo Bambang Yudhoyono terhadap kader Partai Demokrat, dan percayanya PKS terhadap quickcount, Suko beranggapan bahwa ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan hasil di lapangan dan masa depan masing-masing.
"Sandiaga itu punya masa depan politik yang bagus, Demokrat dan PKS itu mengamankan lembaganya agar tidak mau terseret arus dengan cara yang salah, sebagaimana yang dilakukan oleh Prabowo," pungkasnya.
Seperti diketahui, beberapa hari terakhir beredar foto yang memperlihatkan KPU salah menginput data dari Form C1 hasil rekapitulasi suara di TPS. Kesalahan yang dilakukan adalah salah pencet angka maupun kelebihan angka saat input. Hal itu diindikasikan merugikan paslon nomor urut paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno maupun paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Sebelumnya, paslon nomor urut 01 dan 02 saling mengklaim kemenangan hasil pilpres 2019. Jika paslon nomor urut 01 berdasarkan quickcount lembaga survei maupun quickcount dan exit poll internal partai, paslon 02 mengklaim kemenangan mereka dari real count internal BPN.
Bahkan, paslon 02 Prabowo Subianto beserta pendukungnya sudah menggelar tasyakuran kemenangan Pilpres 2019 di kediamannya di Jl. Kertanegara, Jumat 19 April 2019.