Pengamat Politik: Pemilu 2019 Paling Melelahkan
Pengamat politik Wawan Sobari mengatakan, Pemilu 2019 ini menjadi Pemilu yang paling melelahkan. Hal tersebut selain karena Indonesia memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, juga juga disebabkan lima pemilihan yang dilakukan secara bersamaan.
“Pemilu ini melelahkan, ada banyak korban dari pihak kepolisian dan petugas KPPS yang meninggal dunia dikarenakan kelelahan saat bertugas,” ujarnya pada ngopibareng.id, Sabtu 20 April 2019.
Kelelahan menghantui semua pihak yang bertugas menyuksekan Pemilu 2019. Maka kemungkinan kesalahan dalam entri data di website KPU karena faktor human error itu juga mesti ada.
Alumni Flinders University of South Australia ini tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Menurutnya ada banyak pihak yang secara tidak langsung juga mengontrol validitas data KPU.
Salah satunya lembaga survei yang melaksanakan penghitungan cepat. Data yang disajikan oleh lembaga survei tersebut juga bisa sebagai data bandingan dari data KPU.
“Terbukti sejak 2004, hasil penghitungan cepat yang dilakukan oleh berbagai lembaga kredibel relatif tepat,” ujarnya.
Selain itu, siapapun juga bisa ikut mengontrol jalannya Pemilu dengan melaporkan kepada Bawaslu jika menemui kecurangan. Wawan tidak membenarkan mereka yang menemui kejanggalan dalam Pemilu untuk langsung bertindak sendiri. Karena hal itu adalah wewenang Bawaslu.
Melakukan tindakan langsung tanpa tahu dasarnya menurut Wawan rawan rawan menimbulkan gesekan. Terlebih pada Pemilu 2019 ini nuansa politik identitas sangat kental.
Dosen Universitas Brawijaya ini mengatakan, “meskipun pada 2014 politik identitas juga ada tapi tahun ini lebih kental. Polarisasi dan keterbelahan antar kubu 01 dan 02 itu lebih tinggi.”
Hal tersebut menurutnya, membuat Pemilu 2019 ini melelahkan tidak hanya secara fisik tapi juga psikis.
Meski rumit dan melelahkan, Pemilu 2019 patut diapresiasi dikarenakan angkat partisipasi masyarakat menjadi yang tertinggi, yakni lebih dari 80%.
“Pilpres dan Pileg dilakukan secara bersamaan membuat pemilu kali ini sangat melelahkan, tapi juga menjadi penyebab angka partisipasi tinggi. Karena orang berbondong-bondong untuk memilih presiden,” ujarnya.(fjr)
Advertisement