Pengamat: Pilwali Surabaya Pertaruhan Bagi PDIP
Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam mengatakan, kontestasi Pilwali Surabaya adalah pertaruhan besar bagi PDI Perjuangan.
Alasannya, pemilihan Wali Kota Surabaya adalah pilkada yang bergengsi dan menjadi episentrum perpolitikan nasional, setelah Pilkada Jakarta. Sehingga, semua partai akan mati-matian memenangkan Pilwali Surabaya, demi menjaga dan meraih kehormatan dalam politik. Tak terkecuali PDI Perjuangan.
"Surabaya itu bergengsi lho pilkadanya. Ini berpengaruh juga ke politik nasional. Jadi semua parpol berusaha memenangkan pemilihan wali kota, utamanya PDI Perjuangan," kata Surokim kepada ngopibareng.id Rabu 9 Oktober 2019.
Menurut Surokim, PDI Perjuangan menjadi salah satu partai yang punya beban terberat di pemilihan Wali Kota Surabaya tahun 2020 nanti.
Dua faktor yang membuat PDI Perjuangan mempunyai beban berat adalah kemenangan terus-menerus PDI Perjuangan di dalam pemilihan Wali Kota Surabaya sejak reformasi. Kedua, terbukanya peluang calon lain setelah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini purna tugas.
"Pilwali kali ini itu terbuka. Sampai sekarang kan belum ada calon yang cocok. Jadi semua partai bisa saja memenangkan pertarungan," katanya.
Beban PDI Perjuangan akan semakin berat, jika mengusung calon, yang tidak terlalu dikenal baik oleh masyarakat Surabaya. Terlebih, yang tidak mendapat 'restu' dari Risma.
Menurut Surokim, siapapun calon yang direstui oleh Risma, dipastikan mendapat sembilan persen suara masyarakat Surabaya.
"Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Risma tergolong tinggi di atas 80 persen kan. Itu yang membuat pilwali ini nanti tak bisa dilepaskan dari Risma," kata dia.
Dalam survei SSC, calon yang diendors Risma bisa dapat tambahan modal sembilan persen. Angka itu dianggap cukup signifikan dengan memperlihatkan faktor Risma di pemilihan Wali Kota Surabaya," kata Surokim
Maka dari itu, Surokim mengingatkan, PDI Perjuangan bisa berhati-hati dalam menentukan calon wali kota yang akan mereka usung pada pilwali Surabaya 2020 nanti. Pasalnya, jika mereka salah pilih calon, kekalahan pada pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 bisa saja terulang.
"Mereka harus selektif dan hati-hati. Jangan asal pilih kalau tidak mau kalah seperti kemarin," kata dia.
Di sisi lain, pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 ini juga menjadi kesempatan bagi partai politik lain untuk bisa merebut kemenangan dari PDI Perjuangan. Sebab, hingga saat ini, belum ada satupun sosok yang bisa menyamai Risma, baik segi popularitas dan elektabilitas.
"Ini kesempatan untuk yang lain rebut kemenangan. Belum ada yang setara dengan Risma," pungkasnya.