Pakar Politik Nilai Kolaborasi Milenial di Kabinet Jokowi Positif
Masuknya nama-nama sosok milenial di jajaran menteri kabinet Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dinilai positif oleh pengamat politik.
Beberapa nama menteri milenial itu adalah Nadiem Makareem selaku CEO Go-Jek, Wisnuhutama selaku Co Founder Netmediatama, serta Erick Tohir selaku pengusaha.
Melihat beberapa nama itu, pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengatakan, jika keberadaan menteri milenial sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan negara dengan segala kemajuan yang ada.
"Beberapa nama profesional muda dipilih oleh presiden untuk mendinamiskan ritme kerja akseleratif. Khususnya kaum muda yan punya konsen pada bisnis startup dan ekonomi berbasis digital," kata Surokim kepada ngopibareng.id, Kamis 24 Oktober 2019.
Apalagi, nama-nama milenial ini akan berkolaborasi dengan menteri lain yang lebih senior, profesional, dan berpengalaman di bidangnya.
"Jokowi kali ini sadar betul bahwa kecepatan beradaptasi dengan perkembangan lingkungan, khususnya iptek membutuhkan pembantu-pembantu tipikal pekerja keras, adaptif, kreatif dan cepat mengeksekusi kebijakan," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Airlangga, Suko Widodo mengatakan, jika menteri-menteri yang ada saat ini sudah waktunya untuk melakukan revolusi karena ada banyak sistem yang sudah usang.
"Salah satunya Kemendikbud yang memang layak dirombak. Terlalu banyak tradisi lama yang sudah usang perlu direvolusi," kata Suko melalui pesan singkat.
Menurutnya, kolaborasi antara profesional senior dan baru sangat pas untuk menghadapi tantangan Indonesia lima tahun ke depan.
"Intinya Pak Jokowi dengan narasi pesan 'Kerja Bersama Menuju Indonesia Maju' hanya dapat terwujud jika mengoptimalkan posisi dan peran usia milenial. Sebab, merekalah kini yang menjadi penentu masa depan," ujarnya.
Karena itu, untuk memperkuat langkah kerja ke depan diperlukan komunikasi yang intens tidak hanya secara horizontal saja, tapi juga secara vertikal dengan masyarakat.
Menurutnya, rakyat memiliki sasaran tersendiri yang juga perlu diajak berpartisipasi untuk membangun negara.