Pengamat: Menang Pileg, PDIP Kebobolan di Pilpres karena Jokowi
Gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah berakhir. Saat ini sedang masuk dalam tahapan rekapitulasi suara. Berdasarkan data yang dihimpun dari hasil real count KPU RI per Senin, 19 Februari 2024 pukul 13.26 WIB, pasangan Prabowo-Gibran telah meraih suara sebesar 58,37 persen.
Kalah jauh dalam perolehan suara di Pilpres, PDI Perjuangan tetap memimpin dalam perhitungan suara Pemilu Legislatif (Pileg).
Pengamat Politik Ujang Komarudin melihat terdapat perbedaan dukungan presiden dan wakil presiden, yang dicurahkan oleh para pendukung dan massa yang menyokong PDI Perjuangan.
"Saya melihat terdapat perbedaan dukungan atau semacam split suara di situ. Para pendukung dan massa PDIP tetap mencoblos PDIP, tapi memilih capres-cawapres lainnya, Prabowo-Gibran," ujarnya, saat dihubungi Ngopibareng.id, Senin, 19 Februari 2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini juga mengatakan, suara PDIP yang cenderung tinggi pada Pileg dan tidak berpengaruh banyak terhadap perolehan suara capres-cawapres Ganjar-Mahfud, menunjukkan asas pemilu itu sendiri.
"Fenomena ini berarti menunjukkan asas pemilu itu sendiri, yakni rahasia. Masyarakat dapat menentukan pilihannya melalui hati nuraninya masing-masing," jelasnya.
Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini juga berucap, partai banteng moncong putih ini sedang berada di ambang kemenangan tiga kali berturut-turut dalam Pileg. Namun mereka kebobolan pada Pilpres 2024 karena peran sentral Presiden Joko Widodo.
"Suara PDIP pada basis-basis sentral masih dapat dijaga oleh Megawati (Ketum PDI Perjuangan), tapi Presiden Jokowi tidak mendukung Ganjar-Mahfud. Pendukung PDIP banyak yang kemudian mendukung Gibran karena citra Jokowi," ungkapnya.
Manuver-manuver yang dilakukan Presiden Jokowi, lanjut Ujang, terlihat dari upayanya saat berkunjung ke basis-basis sentral PDIP, seperti di Jawa Tengah.
"Presiden Jokowi kemudian nongkrong di basis-basis sentral PDIP, dengan salah satu caranya adalah membagikan bansos-bansos kepada masyarakat," tambahnya.
Walau citra Presiden Joko Widodo yang dapat meruntuhkan citra Megawati dalam gelaran Pilpres, Ujang tetap yakin Jokowi tidak akan bisa merebut kursi kepemimpinan PDI Perjuangan.
"Selama Megawati masih ada, Jokowi tidak akan mungkin menjadi Ketua Umum PDIP," pungkasnya.