Pengamat: Figur Birokrat di Pilwali Surabaya Peluangnya Kecil
Menjelang Pilwali Surabaya, banyak figur maju menjadi kandidat calon pengganti Tri Rismaharini. Mereka ada yang dari kalangan politisi, profesional, akademisi, dan birokrasi.
Pengamat politik Edward Dewaruci mengatakan, kans sosok birokrat di Pilwali 2020 kecil peluang untuk bisa menang seperti halnya Risma di Pilwali 2010.
Alasannya, kata Edward, sedikitnya ASN Pemkot Surabaya yang berdomisili dan ber-KTP Surabaya. Maka dari itu, jika ada ASN yang maju ke pilwali akan sulit didukung sesama ASN.
"PNS Pemkot Surabaya sedikit yang rumahnya di Surabaya atau ber-KTP Surabaya," kata Edward, Senin 15 Juni 2020.
Tak hanya itu, kata Edward, peran ASN dalam Pilpres 2019 lalu juga tak tampak, meski harus netral. Namun, patron kepala daerah akan mempengaruhi gerakan dari birokrat itu juga. Sedangkan pada Pemilu 2019, mesin partai lebih banyak terbantu dari kalangan relawan.
"Itulah mengapa di Pilwali Kota Surabaya tahun ini, peluang ASN untuk maju meniru Risma sangat kecil," katanya.
Edward menambahkan, saat ini yang diperhitungkan dalam pilwali adalah sosok yang memiliki jaringan luas dan kuat di arus bawah.
Karena baginya, kunci pemenangan Pilwali Surabaya berada di kekuatan jaringan. Terlebih lagi, jaringan di tingkat kelurahan.
"Justru kalau mau turun ke bawah, ya yang lebih kuat yang bisa menguasai basis perkampungan. Jaringan yang punya sampai perkampungan lebih memiliki peluang di pilwali," katanya.