Pengamat Jatim Prihatin dan Dukung Polri Bentuk Satgas Anti-Suap
Satu persatu nama tokoh sepak bola yang diduga terlibat suap dan pengaturan skor muncul ke permukaan. Nama-nama itu dimunculkan oleh beberapa narasumber melalui berbagai media, baik televisi maupun online.
Di sebuah stasiun televisi swasta, dalam acara Mata Najwa yang mengangkat tema "PSSI Bisa Apa" jilid 1 dan 2, sejumlah narasumber secara blak-blakan menyebutkan siapa saja pelaku suap di Indonesia dan siapa saja kepanjangan tangan bandar judi dari negara lain yang ada di Indonesia.
Maraknya pemberitaan mengenai aksi suap dan pengaturan skor ini pun menyita perhatian dari berbagai pihak, tak hanya di kalangan sepak bola dan olahraga di Indonesia, tapi juga aparat kepolisian.
Kapolri, Jenderal Tito Karnavian bahkan sampai turun tangan. Tito bahkan memastikan akan membentuk Satgas Anti-Suap untuk memberantas mafia bola.
Mengenai langkah Kapolri ini, beberapa pengamat asal Jatim sepakat dengan upaya Polri tersebut. Bahkan Rudy Keeltjes secara lantang mendukung Polri dalam memberantas praktik kotor yang sudah lama menjangkiti sepak bola Indonesia tersebut.
"Saya dukung Polri. Saya sepakat kalau mafia bola dan bandar judi harus diberantas. Polri harus bekerjasama secara resmi dengan PSSI supaya tidak dianggap sebagai intervensi," terang Rudy.
Bagi mantan penasihat teknik Timnas U-19 era Indra Sjafri pertama ini, bandar judi dan pengaturan skor inilah yang merusak sepak bola Indonesia sejak lama. "Selama ini saya diam saja meski saya melihat banyak keanehan yang terjadi dalam pertandingan sepak bola yang saya tonton," terang Rudy.
Sementara itu, eks pelatih Persis Solo, Freddy Muli, mengaku prihatin terkait maraknya pemberitaan mengenai mafia bola. Namun, pengamat sekaligus pelatih asal Palopo ini menolak untuk berkomentar lebih jauh.
"Saya tidak bisa kasih komentar mengenai hal ini. Karena saya tidak tahu banyak mengenai perkembangan kasus pengaturan skor," katanya.
Hal senada dilontarkan Ibnu Grahan. Pelatih yang terakhir menangani tim Liga 3, 757 Kepri Jaya itu mengaku sangat prihatin dengan banyaknya kasus pengaturan skor yang terungkap. "Saya mendukung apa saja demi kebaikan sepak bola Indonesia," terang Ibnu.
Sementara itu, Sekretaris Asprov PSSI Jatim Amir BUrhannudin mendukung penuh langkah Polri, PSSI dan Kemenpora dalam memerangi mafia bola. "Kami setuju dan mendukung upaya semua pihak yang ingin sepak bola Indonesia lebih baik," tutur Amir. (Nas)