Pengamat: Presiden Salah Pilih Kata Ajakan Mencintai Produk Lokal
Ajakan Presiden agar masyarakat Indonesia lebih mencintai produk dalam negeri dan membenci barang buatan luar negeri menuai komentar beragam.
Politisi PDI Perjuangan Aria Bima menganggap pernyataan tersebut merupakan suara batin seorang Presiden setelah melihat membanjirnya barang impor, mulai dari mainan anak-anak sampai kebutuhan rumah tangga terkecil.
"Saya menangkap kesan ini bentuk kecemasan Presiden melihat tersingkirnya produk dalam negeri yang dihasilkan oleh UMKM, apanya yang salah dari pernyataan Presiden tersebut?" tanya Aria Bima.
Menurut Aria, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap barang barang impor, secara tidak langsung membunuh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di dalam negeri.
Ia lantas mengambil contoh ikat rambut saja impor dari Cina. "Kalau kecintaan terhadap barang buatan dalam negeri terus digaungkan, terus siapa yang mencintai produk anak negeri kita," kata Aria Bima, saat dihubungi Ngopibareng.id Jumat 5 Maret 2021.
Dihubungi secara terpisah, pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy, menyayangkan pernyataan Presiden tersebut. Ia mengibaratkan pernyataan presiden itu seperti air didulang terpercik muka sendiri.
"Saya setuju kalau masyarakat Indonesia didorong supaya lebih mencintai produk dalam negeri, agar roda UMKM bergerak. Yang jadi masalah ada seruan untuk menggaungkan membenci barang dari luar negeri, atau barang impor" kata Noorsy.
Noorsy menilai pernyataan Presiden yang disampaikan pada pembukaan Rakornas Kementerian Perdagangan, implikasinya cukup besar, dan bisa menyulitkan Indonesia sendiri.
"Siapa yang harus memulai membenci terhadap barang impor dan tidak mau menggunakannya lagi. Mobil, properti dan perangkat kepresiden serta menteri menterinya 99,9 persen itu buatan luar negeri, bos, " kata Noorsy sambil tertawa.
Ichsanuddin Noorsy menyebut pernyataan Presiden Jokowi itu hanya retorika, atau salah memilih kata-kata. Sebagai bukti, kata Noorsy, Menteri Perdagangan M. Lutfi langsung meluruskan pernyataan Presiden tersebut.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengajak masyarakat Indonesia lebih mencintai produk dalam negeri dan membenci barang buatan luar negeri.
Menurut Presiden, branding harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan produk luar negeri. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 juta jiwa sudah seharusnya menjadi konsumen paling loyal untuk produk-produk dalam negeri.
"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri digaungkan," kata Presiden pada
Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021.