Pilwali Surabaya, Rekom PDIP Diprediksi Jatuh pada Kader Sendiri
Meski Pilwali Surabaya menyisakan waktu enam bulan lagi, hingga saat ini PDI Perjuangan (PDIP) belum juga mengeluarkan nama calon walikota yang mereka usung. Pengamat politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto, memprediksi PDI Perjuangan akan menurunkan rekom pada calon yang memenuhi sejumlah kriteria.
Menurutnya, PDIP akan melihat sosok calon yang berpotensi, memiliki jaringan di kelompok akar rumput, serta loyal sebagai kader. Sehingga spekulasi pemberian mandat rekomendasi kepada non-kader minim dilakukan.
"Partai berlambang kepala banteng moncong putih punya perhitungan sendiri dalam menjatuhkan rekom calon yang akan bertarung dalam Pilkada. Posisi PDIP sebagai the ruling party saat ini. Sehingga perhitungan pasti lebih matang," katanya.
Ia menambahkan, seluruh mekanisme sangat diperhatikan oleh PDIP, termasuk proses pendaftaran. Menurutnya, calon yang tidak mendaftar melalui jalur yang benar, berpeluang kecil mendapat rekom untuk bertarung di Pilwali Surabaya.
Sebab, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini selalu terbuka dalam proses pendaftaran calon yang diusung dalam pilkada. Baik kader maupun non kader.
Proses transparan tersebut dilakukan di semua tingkatan struktur. Hingga penentuan akhir berada di tangan rapat pleno DPP dan Ketua Umum. Selanjutnya, dari hasil tersebut yang diperhatikan oleh PDIP adalah, apakah sosok figur yang dicalonkan akan diterima oleh masyarakat atau tidak.
"Mereka pasti tahu. Tentunya calon tersebut punya kapabilitas dan mesin politik yang baik atau tidak," katanya.