Pengamat BRIN Ungkap Faktor Kekalahan Pasangan Ridwan-Suswono di Pilgub DKI Jakarta
Pengamat Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN) Siti Zuhro mengatakan, penyebab kekalahan pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) di Pilgub DKI Jakarta 2024, mesin partai koaliasi pendukung paslon nomor urut 1 ini tidak bekerja maksimal.
Selain itu, pasangan Rido terlalu bersandar pada nama Jokowi dan Prabowo, kurang turun ke lapangan. "Fakta ini berbanding terbalik dengan pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Pasangan yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Umat ini bergerak ke bawah secara masif," ujar Zuhro saat dihubungi Ngopibareng.id pada Kamis, 28 November 2024.
Menurut pengamat politik yang biasa dipanggil Mbak Wiwik ini, elektabilitas Ridwan Kamil (RK) sebelum kampanye cukup signifikan, mencapai 61 persen. Tetapi menjelang pencoblosan, elektabilitas paslon Rido tersebut terus melorot sehingga disalip pasangan Pram-Doel.
Zuhro melihat RK berbeda dengan calon lain yang sama-sama didukung Prabowo seperti Cagub Sumut Bobi, Cagub Jatim Khofifah, Cagub Jateng Lutfi, Cagub Jabar Kang Dedi dan Cagub Banten Andra Sony. "Meskipun didukung Pak Prabowo, mereka tetap menyapa warga. Kalau RK melakukan hal yang sama, dia pasti menang," ujar Prof Zuhro.
Faktor lain yang membuat Rido tertinggal menjelang coblosan, narasi yang mereka bangun sering kepleset. Termasuk soal janda yang akhirnya jadi blunder. "Kalau ada kesempatan putaran kedua, Ridho harus belajar dari pengalaman ini," pesan Zuhro.
Optimis Putaran Kedua
Ridwan Kamil-Suswono meminta warga Jakarta menunggu hasil resmi KPU soal hasil Pilkada Jakarta 2024.
Ia menyampaikan hal ini merespons hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei yang menyatakan keunggulan Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub DKI Jakarta 2024.
"Pada warga Jakarta tentunya tetaplah menunggu sampai keputusan resminya, kalau enggak salah 16-18 Desember," kata Ridwan Kamil di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu 27 November 2024.
Ia juga mengaku siap jika Pilgub DKI Jakarta berlangsung dua putaran. RK menyatakan akan mendengarkan aspirasi seluruh warga Jakarta.
Menurut RK, hasil quick count belum ada yang menunjukkan perolehan suara mayoritas untuk menutup kontestasi satu putaran. Ia berpendapat, seluruh hasil quick count masih dalam selisih margin of error.
RK juga mempercayai hasil akhir KPU nanti akan transparan dan akuntabel. "Saya yakini bahwa perhitungannya akan apa adanya. Tidak dikurangi, tidak dilebihkan. Karena kami meyakini dan berterima kasih kepada KPUD, Bawaslu, KPPS semua melakukan kerja-kerja luar biasa," ucapnya.
Ridwan Kamil-Suswono melawan Pramono Anung-Rano Karno dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana di Pilgub DKI Jakarta. Pasangan ini diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang beranggotakan di antaranya Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat.
Menurut UU Nomor 29/2007, DKI Jakarta jadi satu-satunya daerah yang bisa menyelenggarakan pilkada dua putaran jika ada lebih dari dua pasangan calon.
Paslon tak bisa memenangkan kompetisi hanya dengan memperoleh suara terbanyak. Mereka harus meraup suara minimal 50 persen untuk ditetapkan sebagai pemenang.
Secara terpisah, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mencurigai ada upaya Pilgub Jakarta dua putaran dengan intervensi penguasa. Tetapi ia tidak menyebut nama penguasa yang dimaksud.
Advertisement