Pilwali Surabaya, Arif Afandi Bisa Jadi Jusuf Kalla-nya Surabaya
Pengamat Politik dan peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam, menyarankan PDIP untuk menggunakan skema kader-non kader dalam Pilwali Surabaya 2020. Ia lantas menyodorkan nama Arif Afandi sebagai kandidat potensial non kader yang bisa maju mendampingi calon kader dari PDIP, sebagai calon Wakil Walikota Surabaya.
Menurutnya, skema ini bisa membuat pasangan yang diusung oleh PDIP bukan hanya menang di komunitas PDIP, tapi juga meraup suara non kader. Seperti pengusaha, alim ulama, hingga kalangan profesional.
Salah satu langkah yang bisa diambil oleh partai besutan Megawati Soekarnoputri itu adalah, dengan menggaet Arif Afandi. Wakil Walikota Surabaya periode 2005-2010 ini bisa digandengkan dengan kader PDIP sebagai walikotanya.
Dengan munculnya nama Arif, PDIP akan mendapatkan kekuatan lebih untuk melawan dominasi parpol pendukung MA. Menurutnya, Arif Afandi memiliki relasi yang bagus, baik di antara pemilih maupun di DPP PDIP.
"Beliau relatif bisa diterima oleh semua kalangan. Selain itu, ia juga tipikal pemimpin yang adem. Itu juga menjadi modal bagus untuk kontestasi pilwali," katanya.
Menurutnya, dengan turun gunungnya Arif Afandi, masyarakat Surabaya tak akan susah lagi memilih calon pemimpinnya. Karena mereka sudah mengenali sosok Arif Afandi.
Selain itu, dalam konteks pilkada orang yang sudah dikenal publik, biasanya lebih mudah menaikkan elektabilitas pasangan calon, ketimbang yang baru memulai di pilkada. Seperti halnya Jusuf Kalla di Pilpres 2004 dan 2014.
Surokim pun tak menyangkal jika Arif bisa menjadi JK nya Surabaya. Terlebih saat ini, Arif memiliki lingkungan yang mendukung di Dewan Masjid Indonesia. Maka menurutnya, konsep nasionalis-religius bisa diterapkan di Pilwali Surabaya.
"Kalau peluang, jelas potensial beliau. Ia sudah punya modal di kontes 4 tahun lalu dan signifikan lho suaranya. Sejauh yang saya amati, beliau termasuk kandidat yang layak diperhitungkan,” katanya.
Menurutnya, karakter adem dan nirkonfliktual bisa jadi keunggulan Arif Afandi untuk kebutuhan Surabaya saat ini. Apalagi sosoknya dikenal relegius dan dekat dengan ulama.
Namun, membawa kembali Arif Afandi ke Pilwali Surabaya menurut Surokim tak semudah membalikan telapak tangan. Ia tak yakin, Arif Afandi mau kembali mengikuti kontestasi. Namun, jika ada yang memaksa beliau, bukan tidak mungkin akan kembali.
"Mas Arif harus ada yang memaksa. Dan orang yang memaksa harus kiai NU khos. Bahwa beliau masih dibutuhkan lagi di Surabaya. Tidak sulit itu. Persoalannya ada di Mas Arif mau atau tidak, dan ada yang mau memaksa beliau apa tidak. Itu saja sih," katanya.