Pengamat Nilai Pernyataan Politisi Nasdem Aneh
Direktur Lembaga Riset Politik SCG Consulting Group, Didik Prasetiyono mengatakan, pernyataan sekretaris DPC Nasdem Surabaya Imam Syafi'i terkait banyak pejabat pemkot yang melakukan pencitraan dinilai aneh karena berbeda dengan fungsi legislatif yang harus mengkritisi keburukan yang dilakukan.
”Saya membacanya agak aneh. Di mana pun, dalam manuver dan ilmu politik apa pun, seorang politisi biasanya mengkritisi pejabat yang tidak dekat dengan rakyat. Tapi ini justru Pemkot Surabaya dekat dengan rakyat, turun ke kampung-kampung, kok malah diprotes. Ini sebuah paradoks politik,” ujarnya saat dihubungi, Kamis 31 Oktober 2019.
Menurut Didik, pernyataan politisi Nasdem itu dalam kaca mata ilmu politik malah merugikan bagi partai besutan Surya Paloh tersebut. Sebab, persepsi sebagian besar warga Surabaya terhadap kinerja Pemkot Surabaya sangat bagus.
Bahkan, di semua survei lembaga riset independen, rata-rata kepuasan publik terhadap Wali Kota Tri Rismaharini dan Pemkot Surabaya mencapai lebih dari 80 persen.
”Saya hanya khawatir pernyataan dari politisi Partai Nasdem tersebut malah merugikan partainya sendiri, karena masyarakat akan menilai, lho ini pejabat dekat dengan rakyat kok dikritisi, blusukan ke kampung kok diprotes,” ujar Didik.
Menurut Didik, pernyataan politisi Nasdem yang menyeret metode kerja para pejabat Pemkot Surabaya dengan pemilihan walikota Surabaya terlalu mengada-ada. Malah, ada atau tidak ada Pilkada, Risma tetap menggunakan metode kerja dengan turun ke lapangan.
Lebih dari itu, cara tersebut akan berdampak positif untuk menularkan contoh yang baik dan layak ditiru masyarakat.
”Ada atau tidak ada Pilkada, semua orang tahu kalau Bu Risma punya metode kerja turun ke rakyat, menghadirkan pemerintahan pro rakyat. Dan itu menular ke seluruh jajarannya hingga ke level lurah. Dan itu sudah dilakukan selama hampir 10 tahun. Masak begitu dinilai karena mau Pilwali,” kata Didik yang pernah melakukan studi elektoral politik di Amerika Serikat.
Didik menyarankan kepada jajaran Pemkot Surabaya untuk tidak terlalu menanggapi manuver politisi Nasdem Imam Syafii tersebut. Sebab, menurutnya para pejabat harus mau turun langsung berdiskusi dengan masyarakat untuk mencari solusi menghadapi tantangan.
Terkait kritik politisi Nasdem tentang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Eri Cahyadi yang sering turun ke lapangan, Didik menjelaskan bahwa metode kerja seperti memang dibudayakan oleh Tri Rismaharini.
”Semua kepala OPD hingga lurah sering turun ke lapangan. Kalau dalam konteks Bappeko, itu ada fungsi pengendalian pembangunan. Mereka turun ke lapangan, melakukan uji petik, hasilnya digunakan sebagai evaluasi untuk perencanaan ke depan. Sehingga perencanaan pembangunan semakin baik, hasilnya pun optimal. Masak begitu dipermasalahkan?” kata Didik.
Seperti diketahui, politisi Nasdem sekaligus Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem, Imam Syafi'i mengkritisi Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai turun ke lapangan karena bakal ikut Pilwali.
"Ini kan mau Pilwali, saya langsung saja, Kepala Bappeko itu sering offside. Hal-hal yang seharusnya dikerjakan Kepala Dinas langsung dikerjakan sendiri. Sampai masuk-masuk ke Kelurahan segala dan menjanjikan ke RW-RW akan mengakomodir programnya. Sampai menjanjikan kalau nggak bisa bakal mundur. Ini kan nggak bener," kata Imam.
Imam mengingatkan agar Kepala Bappeko bekerja sesuai tugas dan fungsinya. "Hanya sampai perencanaan saja. Kalau sudah sampai program atau apa lainnya kan sudah offside," kata Imam.